Banda Aceh, reportasenews.com-Gempa yang mengguncang Aceh, berasal dari kedalaman 10 Km, 18 km Timur Laut Kab-Pidie Jaya. Dengan kekuatan  6,4 SR mengakibatkan 18 orang tewas.
Catatan kuno merekam jika terjadi gempa, maka akan terjadi kondisi sosial lanjutan.
Kolektor Naskah Kuno Aceh, Tarmizi A Hamid Rabu (7/12) sesaat setelah gempa mengatakan, dalam kita kuno disebutkan:
“Bab bermula jika pada bulan Rabiul Awwal gempa pada ketika shubuh alamat akan kacau balau dan lapar dalam negeri itu padanya. Jika ketika shubuh alamat akan lapar dan masalah rakyat dalam negeri padanya.”
Tarmizi A Hamid adalah kolektor naskah kuno Aceh di mana dalam naskah-naskah kuno terdapat juga informasi gempa Aceh masa lalu.
Menurutnya, dalam Tajjul Muluk, pada Bab Gempa banyak disebutkan ramalan-ramalan gempa. Kitab kuno yang ada pada koleksi Tarmizi A Hamid merupakan kitab abad 18.
Meski demikian, Cek Midi, panggilan akrab Tarmizi A Hamid juga mengatakan para ulama terdahulu dan orang-orang zaman yang umumnya para sufi, sesungguhnya bukan meramal kejadian, namun mereka merekam jejak peristiwa terdahulu sebagai catatan-catatan sejarah.
“Jadi jangan disalah arti sebagai ramalan tidak menentu, ini catatan-catatan para orang terdahulu dari peristiwa yang sudah dialami. Jangan salah memahami ini,” pungkasnya.
Ramalan itu disebutkan dalam beberapa momentum waktu di mana gempa terjadi.
Beberapa orang meyakini itu sekedar ramalan orang terdahulu di Aceh yang dituturkan dalam syair dan beberapa bait-bait soal gempa.
Ini menandakan gempa yang terjadi di Aceh sudah berulang sejak zaman dahulu.(srb/tat)