Menu

Mode Gelap

Internasional · 17 Okt 2016 08:32 WIB ·

Great Reef Barrier Berusia 25 Juta Tahun, Dinyatakan Mati


					Karang laut / foto doc. Hendrata Yudha Perbesar

Karang laut / foto doc. Hendrata Yudha

JAKARTA, REPORTASE – Minggu ini muncul penyataan mengejutkan bahwa Great Reef Barrier (GRB), gugusan karang raksasa di Australia, disebutkan secara remi sudah punah habis ditahun 2016 ini, kata seorang penulis lingkungan Rowan Jacobsen dikutip Outside Mag. Dengan kata lain GRB sudah tamat.

Tulisan ini dalam sekejap mata  menyebar cepat keseluruh dunia dan membuat kegemparan, paling tidak dikalangan masyarakat kelautan, pemerhati serta saintis lingkungan laut, otoritas maritim diseluruh dunia, dan kalangan penyelam diseluruh dunia.

Bagaimana tidak heboh, GRB adalah satu satunya didunia ini merupakan gugusan karang paling luas sebarannya sampai 2200 km, serta bisa dilihat gugusannya dari angkasa, usianya pun tidak main main yakni sekitar 25 juta tahun.

GRB menyimpan kekayaan biodiversiti yang sangat mengesankan tak ada duanya, didalam sana ada 1625 spesies ikan, 3000 jenis kerang, dan 30 jenis ikan paus serta lumba lumba. Meledaknya cerita kematian GRB disebabkan akibat mereka tidak mampu bertahan dari efek “reef bleaching” yang menggerogoti kondisi karang disana akibat perubahan iklim global.

Reef bleaching arti harafiahnya adalah memutihnya koral laut, atau dengan kata lain disebut karang disana tidak mampu bertahan hidup dan mati. Menurut NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration di AS), karang sehat seluruh tubuhnya akan ditutup oleh lapisan algae dan antara satu kelompok karang akan saling bergantung dengan gugusan karang lainnya.

Artinya kalau satu gugusan karang  mati maka akan merembet kepada karang lainnya, dalam bahasa sederhananya yakni “tiji tibeh”, mati siji mati kabeh (mati satu maka mati semua). Karang yang terkena stres hebat akibat perubahan situasi lingkungan, maka akan membuat algae itu lepas, dan ketika lepas inilah karang kemudian mati.

Menurut NOAA kondisi yang membuat algae itu hilang diantaranya yakni, lingkungan tercemar berat, perubahan suhu global perairan, atau cahaya sengatan matahari yang kelewat tajam, dan perubahan arus laut yang sangat ekstrim.

Pihak otoritas GRB mengatakan saat ini akan memulai tahap kedua survei di air untuk menilai dampak dari peristiwa pemutihan karang massal tahun ini.  Pada Mei lalu peneliti menemukan bahwa lebih dari sepertiga dari karang di bagian utara dan tengah terumbu sudah mati, dan 93 persen dari terumbu individu telah terpengaruh. Situasi kian memburuk sejak itu. Chief executive dari Dewan Iklim Australia, Amanda McKenzie, mengatakan kepada media ABC: Setelah peristiwa pemutihan pada bulan Mei, 60 persen dari apa yang kita lihat karangnya telah memutih semua, Sedangkan 19-20 persen  lainnya ditutupi ganggang coklat kotor. Beberapa yang tersisa masih sehat, memang situasinya agak mencemaskan.

Klaim bahwa GRB mati total ditahun 2016 ini segera memunculkan bantahan dari banyak pihak. Salah satunya yang membantah kematian ini adalah Russell Brainard, kepala dari the Coral Reef Ecosystem Program dilembaga NOAA’s (Pacific Islands Fisheries Science Center), seperti dikutip CNN Internasional. Menurutnya, artikel soal GRB hanya berusaha memberi garis tebal situasi disana, tapi bukan maksudnya mengatakan mati semua, masih ada harapan. Komunitas internet juag bereaksi atas kehebohan ini.

Wartawan Lingkungan Tony Davis melempar tweet, “Laporan kematian Great Barrier Reef ini sangat dibesar-besarkan, kata para ilmuwan yang mencemooh artikel di Outside Magazine itu”.

Ditambahkan dari Cornell Cooperative Extension (CCE) di Rockland County, yang menyakini keberlanjutan ekologis sebagai salah satu jalan keluar krisis di GRB, tweet mereka menyebutkan, “Great Barrier Reef sesungguhnya sekarat saja, tapi TIDAK mati total! Kita semua jangan menyerah”  (HSG/Berbagai sumber)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Berkah Ramadhan, PLN UIT JBT Nyalakan Listrik, Wujudkan Mimpi Masyarakat dalam Light Up The Dream

12 Maret 2025 - 19:00 WIB

Trending di Nasional