Grobogan, reportasenews.com – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Provinsi Jawa Tengah, dimanfaatkan Gubenur Jateng Ganjar Pranowo untuk melakukan pengecekan kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mlowokarangtalun 1 dan 4, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Selasa (2/5).
Bangunan yang berada di tengah kawasan Hutan Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gundih, hampir seluruh plafonnya jebol. Bahkan, dinding tembok gedung kelas yang dibangun sejak tahun 1976 sudah banyak yang berlubang. Salah satu ruang kelas kondisi dinding temboknya sudah ambrol sehingga bisa di buat keluar masuk orang.
Karenanya, saat petugas melakukan pengamanan kunjungan gubenur di kelas tersebut, sejumlah siswa berhasil lolos dan masuk ke dalam ruang kelas karena menggunakan tembok yang ambrol sebagai jalan.
Tidak saja melihat secara langsung, namun Gubenur yang didampingi Bupati Sri Sumarni dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jaten, juga langsung mengucurkan bantuan untuk rehap delapan ruang kelas yang kondisinya sudah membahayakan siswa.
“Sudah langsung dialokasikan untuk rehap. Alokasi Rp 400 juta,” ungkap Ganjar usai melihat langsung kondisi gedung.
Dengan dana terbatas yang dialokasikan, diharapkan akan mampu untuk membangun sebagian bangunan. “Diharapkan untuk membangun bisa dicarikan bantuan dari CSR. Jika kurang akan kita dorong bantuan dari masyarakat,” tambahnya.
Selain bangunan, perhatian juga diberikan pada kondisi akses jalan menuju desa yang juga menjadi akses jalan ke tempat Wisata Coyo.
“Jalan menuju ke sini kan lumayan buruk, dianggarkan Rp 5 miliar oleh Kabupaten Grobogan, dan bupati sudah mengajukan ke provinsi, Insyaallah kita bantu Rp 4 miliar,” imbuhnya.
Terkait kondisi bangunan yang mengalami rusak parah, diakui bupati sudah banyak masuk media sosial . “Kita sudah anggarakan untuk merehap gedung. Nanti kita siapkan Rp 400 juta,” ungkap Bupati.
Terkait kondisi jalan yang rusak parah, pemerintah kabupaten sudah mulai melakukan pelelangan untuk pelaksanaan pekerjaan. “Kita sudah mulai melelang. Kita serahkan kepada dinas terkait semoga bisa dilaksanakan secara bertanggungjawab,” tambahnya.
Sriyati, Kepala sekolah SD N 1, mengungkapkan, sejak kondisi bangunan rusak parah dua sekolah yakni SDN 4 dan SDN 1 dilakukan peleburan menjadi SDN 1. “Dua SD kondisinya rusak berat. Untuk pembelajaran yang mengalami rusak delapan ruang kelas. Semua rusah yang tidak hanya satu. SDN 1 dibangun sejak 1976, SDN 4 yang paling baru dibangun 2011,” ungkapnya.
Karena kondisi bangunan rusak, maka sebanyak 235 siswa harus uyel-uyelan belajar di ruang kelas yang kondisinya rusak parah. “Alhamdullilah, di sini hujan hanya malam hari dan tidak pada jam pembelajaran, jadi proses belajar mengajar tidak terganggu,” tambahnya (aep)