Kondisi rumah yang ambruk.
Situbondo, Reportasenews.com – Hari pertama hujan terjadi di bencana alam di Situbondo, pertama seorang petani tewas disambar petir di areal sawah, dan sebuah bangunan rumah ambruk diterjang hujan deras.
Petani bernama Yudi (43) warga Dusun Tegal Tengah, Desa Curah Suri, Kecamatan Jatibanteng, Situbondo tewas, dengan kondisi di perutnya mengalami luka bakar, Rabu (15/11/2023) kemarin, setelah disambar petir saat memperbaiki gubuk disawahnya.
Diperoleh keterangan, sebelum disambar petir di areal sawah di Desa Lubawang, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo, korban bersama Tija (38) istrinya, berangkat dari rumahnya sekitar pukul 06.00 WIB. Namun, saat korban sampai di sawahnya hujan yang disertai petir melanda kawasan tersebut.
Mengetahui hujan mulai turun, korban mencoba untuk memperbaiki atap gubuknya yang bocor. Dengan harapan, gubuknya akan digunakan korban dan istrinya untuk berteduh. Namun, saat korban memperbaiki atap gubuknya, tiba-tiba petir menyambar tubuh korban.
Akibat disambar petir, tubuh korban langsung terlempar ke tanah, dengan kondisi terlentang dan dibagian perutnya mengalami luka bakar. Mengetahui suaminya terkapar dengan kondisi sudah meninggal, Tija langsung berteriak minta tolong, hingga akhirnya jasad korban dievakuasi ke rumah duka.
Selain itu, sebelumnya sebuah bangunan rumah milik Sukaryo (45) warga Dusun Dawuhan, Desa Bayeman, Kecamatan Arjasa, Situbondo ambruk, setelah sebelumnya kawasan tersebut diguyur hujan deras. Tidak korban jiwa dalam bencana tersebut, dengan kerugian materi sekitar Rp60 juta.
“Saat kejadian, saya dan keluarga sedang makan, namun begitu ada tanda-tanda akan bangunan yang terbuat batako akan ambruk, saya dan keluargan langsung keluar rumah untuk menyelamatkan diri,”ujar Sukaryo, Kamis (16/11/2023).
Kepala BPBD Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto membenarkan terjadi bencana dalam sehari, pertama sebuah rumah ambruk akibat diterjang hujan deras, kedua seorang petani tewas disambar petir di areal persawahan.
“Khusus untuk rumah ambruk itu, terjadi lantaran tembok batako milik korban diketahui mulai retak. Dengan kerugian materi mencapai Rp60 juta,”kata Sruwi Hartanto.(fat)