Situbondo, reportasenews.com – Setelah dinyatakan hilang oleh keluarganya sejak Jumat (18/8) lalu, seorang nenek di Situbondo ditemukan sudah tak bernyawa lagi di Hutan Gunung Kelap di petak 61 Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Situbondo.
Saat ditemukan salah seorang pemburu babi hutan, kondisi jasad Moenna (73), warga Dusun Randu, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Situbondo itu cukup memprihatinkan. Selain tidak mengenakan baju, tubuh korban juga dalam kondisi gosong.
Jasad nenek Moenna pertama kali ditemukan pemburu babi hutan di kawasan Hutan Kaburen, sisi selatan Pegunungan Kelap, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan. Jaraknya sekitar 6 Km dari posko pencarian di Dusun Randu, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Situbondo.
Kapolsek Panarukan, Situbondo AKP Didik Rudianto mengatakan,
korban diperkirakan sudah tewas tiga hari lalu. Jasad gosong itu karena proses pembusukan, ditambah terkena terik matahari. Bukan karena terbakar api.
”Bahkan, hasil visum luar petugas Puskesmas Panarukan itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan di sekujur tubuh korban,” kata Kapolsek Panarukan AKP Didik Rudianto, Sabtu (26/8).
Diperoleh keterangan, jasad Moenna kali pertama ditemukan oleh Jumat (27) dan Suryadi (35), warga Desa Kalibagor, Kecamatan Situbondo, Jumat (25/8) malam. Saat mencari berburu babi hutan, seekor anjing yang mereka bawa berburu tiba-tiba mengendus. Dengan cekatan anjing itu segera menemukan asal bau tersebut.
Jumat dan Suryadi pun sontak terkejut, karena bau yang diendus anjingnya ternyata berasal dari jasad manusia.
Keduanya pun ketakutan hingga memutuskan pulang, dan menyampaikan temuannya tersebut kepada perangkat desa yang dilanjutkan ke pihak terkait.
Jasad gosong itu dipastikan nenek Moenna, setelah pihak keluarga melihat kalung yang tetap melingkar di leher korban. Malam itu juga, evakuasi jasad korban dilakukan tim SAR dengan melibatkan warga.
“Tengah malam tadi jasad korban baru tiba di rumah duka. Lokasi penemuannya memang cukup jauh, butuh waktu lebih dua jam pulang pergi menuju ke lokasi. Itu pun dengan berjalan kaki,” papar Syamsul Arief, salah satu Kepala Dusun Desa Sumberkolak.
Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap jasad korban. Pemeriksaan jasad Moenna hanya dilakukan di bagian tubuh luar atau visum. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Korban meninggal dipastikan karena kelaparan dan kehausan setelah beberapa hari tersesat di hutan.
“Kondisi korban yang tidak memakai baju itu bisa jadi karena dehidrasi akibat lapar dan haus. Sehingga mengakibatkan korban mengalami halusinasi dan secara tidak sadar membuka pakaiannya. Jadi, tidak ada tanda-tanda kekerasan,” tegas Didik.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang nenek dinyatakan hilang di pegunungan Situbondo. Moenna (73), tak pulang lagi ke rumahnya di Dusun Randu, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, setelah pamitan mencari kayu bakar di kawasan pegunungan Gimeng, desa setempat, sejak Jumat (18/8) lalu.
Warga setempat sengaja dilibatkan oleh tim SAR dalam upaya pencarian nenek Moenna, sebagai penunjuk arah. Sebab, kawasan pegunungan setempat konon seringkali membuat warga baru mendadak bingung dan lupa jalan pulang.(fat)