Probolinggo, reportasenews.com – Adanya siswa yang harus menantang maut dalam menimba ilmu di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Membuat sejumlah mahasiswa dari HMI Universitas Panca Marga menggelar aksi di Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei ini.
Dengan kondisi siswa yang harus berjuang bertaruh nyawa menyeberangi sungai selebar 35 meter yang ada di Dusun Kedung Miri, Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, dalam menimba ilmu, jelas warga prihatin.
Para mahasiswa ini menyesalkan ternyata masih ada di Kabupaten Probolinggo, siswa tidak menikmati hasil pembangunan yang selama ini digembar-gemborkan.
Seperti siswa di Dusun Kedung Miri, Desa Opo-opo, jarak dari ibu Kota Kabupaten Probolinggo yakni Kraksaan hanya sekitar tujuh kilometer saja, namun kenyataannya masih ada dusun yang belum memiliki jembatan.
Dalam orasinya, para mahasiswa menyampaikan pendidikan di negeri ini masih jauh dari kata layak, selain fasilitas berupa gedung hingga akses menuju sekolah masih banyak yang belum layak.
Samiati, Korlap aksi mengatakan, seharusnya pemerintah bisa membuka mata, dengan apa yang dialami sejumlah siswa di Dusun Opoh-opoh Krejengan itu.
“Kami sangat prihatin atas dunia pendidikan di Kabupaten Probolinggo, ternyata masih ada siswa pelajar yang harus menyebrang sungai untuk bersekolah setiap hari, ke mana pemerintah, tolong diperhatikan anak-anak sekolah yang harus menantang maut itu,” ungkap Samiati, usai melakukan aksi, Selasa (2/5).
Harapan mahasiswa dan warga ini sangatlah sederhana, yakni pemerataan pembangunan di segala bidang. (mrh)