JAKARTA – REPORTASE, Gagah dan heroiknya judul sebuah video animasi infografis yang dirilis Good News From Indonesia atau GNFI pada Selasa malam, 16 agustus 2016. Video berkisah tentang bangsa Indonesia yang dirundung susah, ternyata bisa bangkit dan merdeka dari belenggu penjajahan.
Didominasi warna merah dan putih, gambar ilustrasi dan tulisan motion grafis mengalir lincah dan mudah dicerna. Dipadu dengan latar belakang suara dan musik heroik, membuat video ini pun semakin menarik. Tayangan berdurasi kurang dari 3 menit ini mengantarkan pesan yang menggoda. Anda Penasaran ? Tengok deh link ini:
[ytp_video source=”o2ZZ_hcDFKk”]
Bisa jadi para penyimak video yang diunggah di youtube tersebut bakal tergugah rasa nasionalismenya
Sejak 2007 GNFI mulai mengkampanyekan segala hal baik dan positif yang dimiliki Indonesia. Awalnya hanya membuat artikel dalam sebuah blog yang mengulas data dan informasi, seperti kekayaan dan keindahan alam Indonesia. Beberapa tahun terakhir GNFI mulai menyajikan produk video animasi seperti diatas.
Adalah akhyari Hananto penggagas dan sekaligus pendiri GNFI . Ari, panggilan akrab Arek Suroboyo ini, pernah bekerja di Non-Governmental Organization (NGO) dari Inggris. Ari berkesempatan tugas keliling dari satu negara ke negara lain. Suatu ketika dia ditugaskan ke Kamboja. Ternyata ada salah satu TV nasional disana yang kerap menyiarkan berita buruk seputar kehidupan di Indonesia.
Tak ayal Ari pun dijejali banyak pertanyaan dari masyarakat Kamboja mengenai kondisi Indonesia. â€Ada lagi yang paling terpatri, saat saya ditugaskan ke Salomon Island, dengan terang-terangan warga di sana mengatakan kepada saya begini, ‘Your country have too much fighting’,†imbuh alumnus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jakarta, tersebut.
Pemberitaaan kebanyakan media masa yang lebih banyak mengekspose kabar negative, seperti korupsi, konflik, peredaran narkoba, terorisme hingga bencana, memicunya untuk prihatin dan gelisah.
Pada 2007 Ari membuat blog yang berisi tulisan tentang hal-hal yang indah mengenai Indonesia. Meski dalam setahun pertama pengunjung blognya tidak pernah lebih dari lima orang, dia tetap konsisten.
Artikel yang dibuatnya berasal dari ide-ide sederhana. Misalnya, Ari browsing mengenai gunung berapi yang punya pemandangan blue fire (penampakan api berwarna biru yang hanya bisa dilihat saat malam). Siapa sangka di dunia hanya terdapat dua penampakan blue fire. Yakni, di negara Islandia yang terletak di Eropa Utara dan satu lagi di puncak Gunung Ijen, Banyuwangi.
â€Berita-berita semacam ini ringan dan bisa menggiring optimisme, ini lho negara saya yang kaya raya itu,†jelas ayah dua putri dan satu putra tersebut.
Pada awal 2009, Ian Ahmad Badawi salah seorang pembaca blognya tertarik membuatkan website yang dikelola secara profesional. Ian yang bekerja di Maryland, USA menurut Ari punya visi yang sama tentang perlunya publikasi Kabar baik Indonesia. GNFI pun terus bergerak tanpa kenal lelah.
Di era media social, gagasan GNFI ternyata mendapat tempat di hati para netizen. Akun Twitter GNFI perlahan mulai dilirik banyak kalangan. Bahkan selebriti yang aktif didunia maya seperti Panji Pragiwaksono hingga tokoh nasional seperti mantan Presiden SBY mengikuti akun twitter GNFI. â€Karena di-mention SBY, follower GNFI langsung naik berlipat-lipat,†ucap anak kelima dari enam bersaudara pasangan Hadi Mulyono dan Indiati Siti Buntari tersebut.
Uniknya, beberapa followers dari negara lain bahkan menawarkan diri untuk menjadi kontributor. â€Saya langsung mengiyakan tawaran mereka. Saya semakin merasa usaha saya dihargai, senang sekali,†imbuh laki-laki yang lahir pada 28 Februari 1977 tersebut.
GNFI kini memiliki 37 kontributor yang tinggal di luar negeri. Di antaranya, dari Maryland, Tokyo, Seoul, Singapura, Bangkok, Maroko, Frankfurt, London, dan Kairo. Kebanyakan para kontributor adalah mahasiswa dan orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Lalu, apa yang mereka tulis mengenai Indonesia? Menurut Ari, para kontributor tetap menulis berita baik yang berhubungan dengan Indonesia. Misalnya, di Riga, ibu kota negara Latvia, terdapat museum yang menyimpan secara khusus barang-barang tradisional Indonesia. Di antaranya, keris dan wayang.
Selain itu, siapa yang belum tahu bahwa di St Petersburg, Rusia, terdapat Masjid Biru Soekarno. Jalan Surabaya di Arab Saudi dan banyak hal yang unik mengenai Indonesia di luar negeri lain.
Tak heran, GNFI berkembang dengan cepat. Jika pada akhir 2011 saja, jumlah follower GNFI mencapai 80000, kini GNFI telah memiliki 803.000 followers. Belum lagi akun facebook instagram atau yang lainnya. Bahkan reach dan impresinya dalam sebulan bisa mencapai 17 juta hingga 18 juta loh lanjut Ari dengan bangga.
Kerja kerasnya tak hanya beroleh dukungan, namun juga menjadikannya sosok penting. Tak heran ia kini sering kebanjiran undangan berbagai lembaga dan komunitas dari dalam dan luar negeri untuk berbagi pengalaman. Diantaranya adalah mengisi forum TEDx Surabaya dan forum Generation 21 di Washington DC dan Kongres Diaspora Indonesia di Los Angeles beberapa waktu lalu.
Istimewanya, berkat GNFI, Ari dinobatkan sebagai The Most Influential Netizen oleh salah satu majalah, The Marketers.
Semua penghargaan itu tidak membuatnya tinggi hati. Baginya tugas menmpublikasikan kabar baik tentang Indonesia adalah hak dan kewajiban sebagai bangsa . dan siapapun bisa melakukannya.
Kini GNFI dikelola secara profesional. Didukung oleh sekurangnya 27 orang berpengalaman dari berbagai latar belakang,
Di usia 71 tahun Indonesia, Akhyari Hananto pendiri GNFI punya harapan besar . Dengan ragam potensi dan sumber daya yang dimiliki Indonesia, termasuk bonus demografi sekitar 170 juta penduduk usia produktif , saya yakin dan optimis kita akan menjadi bangsa besar dan maju. Ari juga menegaskan, diantara bonus demografi itu banyak simpul simpul perubahan yang merupakan kekuatan untuk menggerakan Indonesia . Terlebih Tekhnologi informasi semakin canggih . Di era media sosial manusia interconected , saling terhubung dengan begitu mudah dan cepat.
Kedepan GNFI punya mimpi tentang gagasan Indonesia yg lebih besar dan maju. GNFI akan menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan yang lebih luas untuk menggulirkan gagasan gagasan besar seperti misalnya Pemindahan ibu kota, redenomasi Rupiah, Monumen arsitektur besar dan semua bisa belajar berdiskusi dan beragumentasi positif untuk membawa perubahan.
Jika Korea Selatan dan Singapura dalam satu generasi saja bisa menjadi negara maju, maka Indonesia juga Insya Allah bisa asal kita mau bekerja keras dan cerdas. Tukas Ari, lagi lagi dengan penuh percaya diri.
Semoga tayangan “Home of The Brave, Negeri Para Pemberani” menjadi kado yang dapat bermakna bagi bangsa Indonesia Untuk menjadi bangsa yang besar dan maju memang kita harus berpikir besar dan maju. Kumpulkan semangat dan pupuk harapan. Bangun optimisme hingga cita cita para pendahulu bangsa bisa terwujud.(ED)