Jakarta, Reportasenews.com – Tanpa alasan yang jelas, Ustadz Abdul Somad kembali mendapat perlakuan diskriminatif. Da’i asal Pekanbaru ini dipulangkan paksa saat hendak memenuhi undangan pengajian warga Indonesia di Hongkong.
Saat Abdul Somad dan rombongan mendarat di Hongkong sekitar pukul 16.00 waktu setempat (atau pukul 15:00 WIB), beberapa petugas menghadang mereka ketika keluar pesawat.
Abdul Somad kemudian dibawa ke sebuah ruangan di bandara dan diinterogasinya dengan banyak pertanyaan, termasuk tentang keterkaitannya dengan ormas dan politik.
“Mereka tanya-tanya identitas, pekerjaan, pendidikan, keterkaitan dengan ormas dan politik. Saya jelaskan bahwa saya murni pendidik, intelektual muslim lengkap dengan latar belakang pendidikan saya,” jelas Abdul Somad.
Usai interogasi, tanpa memberi alasan yang jelas, petugas mengantar kembali Abdul Somad ke dalam pesawat yang ditumpanginya saat datang ke Hongkong.
“Saya tanya kenapa? Dia bilang kita belum bisa memberi izin untuk masuk tanpa menyebut alasan,” ujar Ustadz.
Dalam postingannya di Facebook, Ustad Somad memberikan klarifikasi lengkap soal pemulangan paksa di Bandara Internasional Hongkong.
1. Saya sampai di Hongkong pukul 15.00 WIB (jam tangan belum saya ubah).
2. Keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam langsung menghadang kami dan menarik kami secara terpisah; saya, Sdr. Dayat dan Sdr. Nawir.
3. Mereka meminta saya buka dompet. Membuka semua kartu-kartu yang ada. Diantara yang lama mereka tanya adalah kartu nama Rabithah Alawiyah (Ikatan Habaib). Saya jelaskan. Di sana saya menduga mereka tertelan isu terorisme. Karena ada logo bintang dan tulisan Arab.
4. Mereka tanya-tanya identitas, pekerjaan, pendidikan, keterkaitan dengan ormas dan politik. Saya jelaskan bahwa saya murni pendidik, intelektual muslim lengkap dengan latar belakang pendidikan saya.
5. Lebih kurang 30 menit berlalu. Mereka jelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima saya. Itu saja. Tanpa alasan. Mereka langsung mengantar saya ke pesawat yang sama untuk keberangkatan pukul 16.00 WIB ke Jakarta.
6. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Qaddarallah, ada hikmah dibalik itu semua.
7. Kepada sahabat sahabat panitia jangan pernah berhenti menebar kebaikan di jalan da’wah.
8. Mohon maaf tidak terhingga buat sahabat sahabat pahlawan devisa Negara di Hongkong.
9. Semoga tulisan singkat ini mampu menjadi klarifikasi.