Situbondo, reportasenews.com-Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mewabah di sejumlah kecamataan di Kabupaten Situbondo. Bahkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Situbondo meminta kepada masyarakat untuk siaga satu terhadap penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegipty.
Kepala Dinkes Pemkab Situbondo, Abu Bakar Abdi mengatakan, kondisi hujan setiap hari yang biasanya diselingi cuaca panas membuat perkembangan nyamuk Aedest Aegipthy lebih cepat. Sehingga hal ini membuat penularan penyakit DBD juga akan lebih cepat.
Abu Bakar menambahkan, cuaca dalam satu pekan terakhir ini memang agak berbeda. Sebab, sebelumnya hujan lebat dibarengi cuaca mendung. ”Kalau sekarang ini langsung panas. Ini yang membahayakan,”bebernya.
Secara umum, musim penghujan tahun ini memang sangat rawan dengan mewabahnya penyakit demam berdarah. Sebab, hujan yang turun terus menerus waktunya cukup lama. “Dulu paling tiga bulan hujannya. Sekarang ini hamipr setahun hujan terus,” ujar Abu Bakar.
Pada Bulan Januari lalu, penyebaran demam berdarah di Kabupaten Situbondo merata di seluruh kecamatan. Masing-masing kecamatan rata-rata penderita penyakit dari gigitan nyamuk Aedes Aegipty itu mencapai 6-7 orang. Catatan Dinkes waktu itu, seratus lebih yang sudah terkena demam berdarah.
Abu Bakar menerangkan, kondisi ini sudah cukup mengkhawatirkan. Sehingga usaha untuk menekan jumlah penderita DBD tidak cukup dilakukan oleh petugas kesehatan melalui puskesamas di masing-masing kecamatan. Akan tetapi masyarakat juga harus berperan serta.
Abu Bakar menegaskan, untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit demam berdarah yang sudah meluas, tidak cukup dengan pembasmian nyamuknya. Oleh karena itulah, fokus petugas kesehatan adalah pembasmian jentik.
Sedangkan untuk fogging, Abu Bakar mengaku sebagai jalan terakhir karena banyaknya permintaan dari masyarakat. Cara ini sebenarnya tidak terlalu efektif karena tidak sampai membasmi jentik. Cara terbaik tetap pembasmian jentik. ”Fogging ini sifatnya menunggu, kalau ada permintaan dari masyarakat,” pungkasnya. (fat)