NEW YORK, REPORTASE : Citra satelit menunjukan bahwa di Burma negara bagian Rakhine tercatat 820 struktur bangunan dihancurkan rata dengan tanah di lima desa yang menjadi basis terbesar etnis Rohingya, penghancuran desa ini terjadi antara November 10-18, 2016, demikian diutarakan oleh Human Rights Watch dalam laporannya kemarin 20/11. Pemerintah Burma didesak untuk mengundang badan PBB untuk membantu dalam penyelidikan tentang penghancuran secara meluas desa tersebut.
Updated tebaru 20/11 lalu menunjukan kerusakan terparah ada didesa di Maungdaw. Human Rights Watch mengidentifikasi total 820 bangunan hancur dilima desa didistrik Maungdaw District dari analisis citra satelit resolusi tinggi tercatat pada 10, 17 dan 18 November 2016.
Dugaan atas 820 bangunan hancur, 255 berada di desa Yae Khat Chaung Gwa Anak; 265 di Dar Gyi Zar; 65 di Pwint Hpyu Chaung; 15 di Myaw Taung; dan 220 di Wa Peik, selain 100 rumah yang hancur sebelumnya didesa tetangganya. Tingginya ketegangan kebencian rasial disini membuat peningkatan tajam penyerangan terhadapat minoritas muslim Rohingya disini.
Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, pada November 17 membuat pertemuan daruat di Dewan Keamanan PBB membahas situasi yang memburuk di negara bagian Rakhine, menyerukan pengamat internasional agar diijinkan untuk turut serta menyelidiki dan meminta akses pengiriman bantuan dipulihkan untuk wilayah yang dihancurkan oleh kelompok garis keras Burma.
Setelah kunjungan singkat oleh diplomat khusus PBB tentang masalah Burma, Yanghee Lee, mengatakan pada 18 November “Pasukan militer Burma tidak boleh diberikan akses penuh untuk meningkatkan operasi mereka diwilayah yang telah dihancurkan tersebut dan harus memberikan peluang masuknya pengamat internasional, karena itu dunia internasional mendesak diperlukan resolusi segera untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan disana.” (HSG/ Human Right Watch)
[vc_row][vc_column][vc_video link=”https://youtu.be/a6wvakhsvF4″][/vc_column][/vc_row]