Jakarta, reportasenews.com – Jika kebetulan tangan Anda tengah menggenggam smartphone, cobalah masuk ke halaman browser mesin pencari (baca: mbah google) dan ketikkanlah kata “Salam L” di kolom pencarian yang tersedia. Bisa dipastikan, hasilnya selalu terkait dengan nama “Dang Ike” atau “Ike Edwin”, mantan Kapolda Lampung yang saat ini menjadi staf ahli Kapolri Tito Karnavian bidang sosial dan politik.
Salam L sebenarnya cukup sederhana. Anda cukup merentangkan Ibu jari dan telunjuk hingga membentuk simbol L. Karena kesederhanaannya itu pula, simbol yang dipopulerkan Inspekur Jenderal Ike Edwin itu kini semakin viral. Di internet, dengan mudah Anda akan menjumpai banyak foto pria yang akrab disapa dengan sebutan Dang Gusti Edwin itu tengah berpose dengan simbol L kebanggaannya. Lantas, apa hebatnya salam L itu?
Kepada masyarakat Lampung, Dang Ike selalu menekankan, makna salam itu adalah salam kehormatan. Salam Lampung bermartabat, salam kehormatan, salam kerinduan, salam pemersatu bagi seluruh orang Lampung yang beragam suku dan agama. Salam untuk berbuat kebaikan, salam Sang Bumi Hkua juhkai, salam piil pesanggikhi (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri). Lebih dari itu, bagi masyarakat Lampung sendiri, paling tidak, ikon itu bisa menjadi identitas yang simpel, mudah dikenal, sekaligus cukup lekat bagi masyarakat Lampung.
Membangun karakter
Sederet makna tersebut agaknya sengaja dipopulerkan Dang Ike karena keresahannya memandang degradasi budaya anak bangsa yang selama ini terkesan semakin pudar, termasuk di Lampung. Ia merasa, masyarakat Lampung harus bersatu dan terus memupuk rasa bangganya kepada Lampung. Sekaligus, salam itu untuk membuka mata khalayak bahwa nilai-nilai luhur masyarakat Lampung tak pernah luntur. Seperti kita tahu, isu-isu disintegrasi dan kriminalitas yang sering mencuat di bumi Andalas ini seolah telah menggerus karakter dan budaya Lampung yang sesungguhnya. Padahal, sejak zaman nenek moyang, mereka telah diajari dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah atau mengutamakan persatuan dan kekompakan. Masyarakat Lampung juga menjunjung tinggi prinsip wayni dang robok, iwani dapok atau arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah.
Agaknya, budaya-budaya itulah yang sengaja ingin dimunculkan kembali oleh Dang Ike untuk mengembalikan perspektif Lampung yang selama ini terkoyak di mata khalayak. Untuk itulah, dalam berbagai kesempatan, jenderal yang selama ini dikenal akrab dengan berbagai lapisan masyarakat ini selalu memperkenalkan salam khas yang telah dilakukannya sejak lama. Salam L untuk Lampung Hebat, Lampung yang bermartabat! (han)