INGGRIS, REPORTASE – Sebuah klub non-Liga Inggris, Forrest Green Rovers, awal November ini mengumumkan rencana pembangunan sebuah stadion futuristis berkapasitas 5.000 penonton yang dibangun hampir sepenuhnya dari kayu.
Desain stadion ini dipilih, setelah sebelumnya, klub dari kota Nailsworth ini menyelenggarakan sayembara desain stadion ramah lingkungan, yang diikuti oleh banyak firma arsitektur dari seluruh dunia.
Dari sekitar 50 rancangan yang disampaikan ke klub, pilihan jatuh ke rancangan firma Zaha Hadid Architects, yang pernah merancang salah satu stadion Olimpiade di London dan salah satu stadion Piala Dunia di Qatar. Dale Vince, presiden klub, mengatakan di situs klub.
“Ini pertama kalinya di dunia, sebuah stadion sepak bola dibangun sepenuhnya dari kayu. Kayu dipilih karena kayu tak hanya bahan yang alami, namun juga memiliki kadar karbon yang sangat rendah. Sehingga, nantinya, bila sudah dibangun, stadion ini akan menjadi stadion paling ramah lingkungan di dunia.†ujar Dale di situs klub.
Stadion ini rencananya akan dibangun sebagai titik pusat dari sebuah kawasan ramah lingkungan seluas 40,5 hektar bernama Eco Park dan diperkirakan akan menelan biaya 100 juta paun atau 1,6 triliun rupiah.

Desain tribun penonton.
Forrest Green Rovers, penghuni National League, kasta kelima liga sepakbola Inggris, selama ini memang dikenal sebagai klub yang sangat menghargai konsep ramah lingkungan. Stadion yang mereka huni saat ini, The New Lawn, bahkan disebut sebagai stadion sepak bola pertama yang menggunakan rumput organik. Stadion ini juga memiliki sekitar 180 panel surya sebagai sumber daya listrik mandiri.
Di tahun 2012, pihak klub mengenalkan Etesia, robot pemotong rumput bertenaga surya, yang bisa memotong rumput secara otomatis tanpa dikendalikan manusia dan tak melepaskan gas pencemar.
Seandainya terwujud, pihak keamanan pasti harus bekerja ekstra keras mengawasi penonton yang datang. Bayangkan bila di tengah pertandingan, ada suporter yang iseng menyalakan petasan atau kembang api. Jadi, ehm, sepertinya, konsep stadion seperti ini tampaknya takkan mungkin dibangun di Indonesia dalam waktu dekat bila perilaku para penontonnya belum terbenahi. (Elias Widhi/dari berbagai sumber)