JAKARTA, REPORTASE-Kemenangan Donald Trump pada pilpres AS sungguh mengejutkan, karena dia tergolong capres yang kontroversial dan gemar mengumbar umpatan ke semua orang. Salah satu materi kampanye Trump adalah melarang secara total dan menyeluruh bagi kaum Muslim yang ingin masuk ke Amerika Serikat.
Pernyataan lengkap materi kampanye anti muslim itu diberi judul: “Pernyataan Donald J. Trump tentang pencegahan imigrasi Muslim”.
Pernyataan dari kandidat terdepan Republik itu lalu mengutip sejumlah jajak pendapat, yang menurut tim kampanyenya menunjukkan adanya “kebencian mendalam terhadap orang-orang Amerika dari segmen besar populasi Muslim.”
Salah satu hasil survei yang mereka soroti diambil dari Center for Security Policy, yang didirikan oleh seorang aktivis anti-Muslim. Pendiri lembaga ini banyak dituduh mempromosikan teori konspirasi dan dia mengklaim bahwa “gerakan jihad global” memang ada.
Pernyataan Trump menyebutkan bahwa jajak pendapat kelompok itu mendapati kalau 25% responden “setuju bahwa kekerasan terhadap warga Amerika dijustifikasi sebagai bagian dari jihad global.”
Juga disebutkan lebih dari separuh responden “setuju kalau warga Muslim di Amerika seharusnya diberi pilihan untuk diatur dengan hukum syariah.”
Menurutnya, Â hukum syariah “membenarkan” pembunuhan dan pemenggalan atas mereka yang tak seiman dan tak mau menjadi mualaf.
“Sampai kita bisa menentukan dan memahami masalah ini serta ancaman bahaya yang melekat padanya, negara kita tak boleh menjadi korban serangan biadab oleh orang-orang yang hanya yakin pada jihad, dan tak punya akal sehat atau penghormatan atas kehidupan manusia. Kalau saya menang dalam pemilihan presiden, kita akan membuat Amerika hebat kembali,” tulis Trump.
Bulan lalu, Trump mengatakan Amerika harus serius mempertimbangkan penutupan masjid-masjid.
Dia juga kemudian harus mengklarifikasi pernyataan bahwa Muslim di Amerika harus dimasukkan dalam database khusus.
Setelah itu dia mengklaim ada ribuan warga Muslim di Jersey City yang merayakan runtuhnya menara kembar World Trade Center pada 11 September 2001.(pr/tat)