Jakarta , reportasenews.com – Duka menyelimuti para pejuang lingkungan dan hak asasi manusia. Patmi (48 ) , petani Kendeng yang menjadi salah satu peserta aksi semen kaki sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah meninggal dunia, Selasa (21/3) dini hari. .
Pada Senin sore (20/3), sejumlah perwakilan Petani Kendeng bertemu dengan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki. Mereka menyuarakan penolakan pembangunan pabrik semen kepada Teten . Usai pertemuan, diputuskan untuk meneruskan aksi tetapi dengan mengubah cara. Demikian keterangan pers YLBHI.
“Sebagian besar warga akan pulang ke kampung halaman, sementara aksi akan terus dilakukan oleh sembilan orang. Almarhumah Bu Patmi (45) adalah salah satu yang akan pulang sehingga cor kakinya dibuka semalam, dan persiapan untuk pulang di pagi hari.” Kata ketua bidang advokasi YLBHI, Muhammad Isnur .
Patmi sebelumnya dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik oleh Dokter. Kurang lebih pukul 02.30 WIB Selasa (21/3) setalah mandi, Bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman, lalu mengalami kejang-kejang dan muntah. Patmi segera dilarikan ke RS St. Carolus Salemba. Namun menjelang tiba di RS, rupanya takdir berkehendalk lain, Patmi telah meninggal dunia. Pihak RS St. Carolus menyatakan bahwa Bu Patmi meninggal mendadak pada sekitar Pukul 02.55 WIB dengan dugaan jantung.
Pagi tadi jenazah almarhumah Bu Patmi dipulangkan ke desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya.
“Kami segenap warga-negara Republik Indonesia yang ikut menolak pendirian pabrik semen di Pegunungan Kendeng berduka atas kematian Bu Patmi dalam aksi protes penolakan di seberang Istana Presiden ini,” pungkas Isnur.
Malam ini rencananya, Koalisi untuk Kendeng Lestari akan menggelar doa bersama untuk almarhumah Bu Patmi di Gedung YLBHI Jalan Diponegoro Jakarta Pusat. (pei)