Iran, reportasenews.com – Inilah pilpres pertama sejak kesepakatan nuklir nampaknya dipandang sebagai perlombaan ketat antara Presiden Hassan Rouhani dan kandidat penantangnya Ebrahim Raisi.
Warga Iran telah mulai memberikan suara dalam pemilihan presiden yang ketat serta dapat menentukan langkah Iran untuk membuat reformasi sosial dan ekonomi dan keterlibatannya kembali dengan dunia.
Jajak pendapat Jumat diperkirakan akan menjadi lomba dua kuda antara Presiden reformis Hassan Rouhani dan pendukung konservatif Ebrahim Raisi. Dua kandidat lainnya juga berada di surat suara – Mostafa Mirsalim yang konservatif dan reformis Mostafa Hashemitaba – meskipun mereka tidak diharapkan memenangkan lebih dari beberapa persen suara.
Televisi pemerintah Iran menunjukkan antrean panjang di luar stasiun pemungutan suara di beberapa kota, tak lama setelah jajak pendapat dibuka. Sebanyak 56 juta orang berhak memilih presiden Iran masa depan.
“Setiap orang harus memilih dalam pemilihan penting ini, mereka akan memberikan suara pada dini hari,” Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan setelah mncoblos suara di ibukota Teheran. “Nasib negara ditentukan oleh rakyat,” tambahnya.
Jajak pendapat ditutup pada pukul 13: 30GMT, meskipun pihak berwenang sering memperpanjang pemungutan suara sampai malam hari.
Penghitungan suara akan dimulai pada tengah malam dan hasil akhir diperkirakan dalam waktu 24 jam setelah pemilihan ditutup, kantor berita semi-resmi Fars mengatakan. Pemilu juga untuk dewan kota dan desa.
Pemilu tersebut dipandang oleh banyak orang sebagai putusan atas kebijakan Rouhani untuk membuka Iran bagi dunia dan upayanya untuk membangun kembali ekonomi stagnannya. (Hsg)