Serang,reportasenews.com – Hidup sehat dan layak merupakan harapan bagi setiap masyarakat. Namun harapan itu bagi Sarbini warga Palembangan Rt 07/03 desa Dukuh kecamatan Kragilan Serang Banten ini hanyalah isapan jempol belaka.
Betapa tidak Sarbini (50) bersama kedua belas anaknya yang masih kecil kecil ini tinggal disebuah gubuk yang tak layak huni dan tidak lebih baik daripada kandang hewan.
Kehidupan keluarga ini sangat jauh dari layak, dengan jumlah anak sebanyak ini semakin berat beban yang harus ditanggung oleh pria ini asal Serang Banten ini.
Sarbini sebenarnya memiliki 16 anak, namun tiga orang anaknya telah meninggal dunia, sedangkan anak pertamanya Hamilatul Quran telah menikah dan jadi tki di Brunai Darusalam bersama suaminya, sementara 12 anak lagi yang masih menjadi tanggungan Sarbini.
Ironisnya semua anak Sarbini tidak ada satupun yang mengenyam pendidikan sekolah lantaran tidak ada biaya, mereka mengaku minder terhadap teman sebayanya.
Tidak hanya itu, untuk makan sehari hari saja dia jarang menemukan, karenanya sarbini dan ke 12 anaknya hampir tiap hari harus berpuasa terutama senin dan kamis lantaran tidak mampu membeli beras.
Untuk mengganjal perut, mereka terpaksa harus makan nasi aking sebagai makanan mereka sehari hari, itupun kadang diperoleh dari pemberian tetangga.
Sarbini mengaku kerepotan mengurusi ke 12 anaknya, sejak istrinya meninggal 4 tahun lalu Sarbini harus menelan pahitnya kehidupan sendirian.
Sarbini tak mampu menyekolahkan anak anaknya, karena faktor ekonomilah penyebabnya.
Memang pernah ada yang datang dari dinas sosial ujar Sarbini, dengan menyerahkan KTP dan KK sebagai persyaratan dapat bantuan melalui program pemerintah, untuk 4 bulan Sarbini mendapatkan Rp. 500.000. Itupun dua tahun yang lalu, sekarang sudah tidak lagi.
Sementara keseharian Sarbini hanya menggarap lahan milik perusahaan yang masih terbengkalai, dan hasilnya tak menentu.
Dengan raut wajah suram Sarbini masih sangat berharap bantuan dari pemerintah, apapun bentuknya, terlebih putra putrinya masih berharap bersekolah.
“Saya masih sangat berharap bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun, apalagi anak anak saya masih berharap bisa sekolah seperti anak anak sebayanya” ujar Sarbini. (Dew)