Timor Leste, reportasenews.com: Timor Timur akan membatalkan perjanjian kerjasama minyak  dan gas bernilai multi-miliar dollar di tengah tudingan insiden mata-mata oleh Australia yang menghebohkan.
Kedua negara mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Senin menyatakan kesepakatan itu dihentikan, lebih dari empat bulan setelah Timor Timur mengambil langkah belum pernah terjadi sebelumnya untuk menuntut perundingan konsiliasi rahasia dengan Australia.
Hubungan antara tetangga menjadi tegang sejak terungkap tahun 2013 mata-mata Australia menyadap kantor kabinet pemerintah Timor Leste di Dili selama negosiasi untuk perjanjian 2006.
Insiden “menguping” mata-mata Australia lagi-lagi menjadi headline diberita utama beberapa bulan kemudian ketika ASIO menggerebek rumah dan kantor pengacara Timor Timur yang berbasis di Australia, menyita dokumen.
Untuk mengukur betapa tegangnya hubungan kedua negara ditandai dengan tidak adanya kunjungan menteri Australia ke Timor Timur sejak 2013, tak lama setelah klaim mata-mata pertama meledak. Australia juga tunduk pada pesanan khusus oleh Mahkamah Internasional untuk menghentikan semua kegiatan mata-mata terhadap tetangganya.
Australia juga tidak berhasil untuk menantang yurisdiksi komisi internasional di Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag untuk mendengar keluhan Timor Timur.
Dalam pernyataan hati-hati yang dirilis secara bersamaan oleh Dili dan Canberra, kedua negara juga berkomitmen “untuk melakukan negosiasi batas maritim yang permanen”, untuk menjaga hubungan bilateral
Duta Besar Timor Leste untuk Australia Abel Guterres mengisyaratkan tahun lalu, kasus mata-mata terhadap Australia dapat ditinggalkan dan kedua negara harus segera menegosiasikan perjanjian baru untuk membagi ladang minyak bawah laut dan gas.(HSG/ Sydney Morning Herald)