PROBOLINGGO RN.COM – Jamaah Aboge yang tersebar di tujuh desa, di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melaksanakan sholat Idul Adha 1437 hijriah pada Rabu (14/9) pagi.
Seperti shalat Ied pada umumnya, melaksanakan shalat pada rakaat pertama tujuh kali takbir dan rakaat kedua lima kali takbir. Salah satunya jamaah di Desa Leces tengah, Kecamatan Leces.
Jamaah aboge ini Berpedoman pada kitab Mujarobah, atau kitab Jawa kuno. Mereka meyakini hari raya Idul Adha jatuh pada hari ini, yaitu Rabu pahing.
Aboge sendiri diambil dari dua suku kata, A dan Boge, A berarti tahun Alif, sedangkan Boge berarti Rabu wage.
Sementara untuk tahun ini, perhitungan lebaran Aboge adalah Japatji, hari ke papat atau empat, pasaran siji atau satu, jadi hari raya Idul Adha 1437 hijriah jatuh pada hari Rabu pahing.
Ustadz Buri Bariyah, tokoh Aboge setempat mengatakan, perhitungan Aboge tidak selalu sama dengan perhitungan pemerintah yang jatuh pada hari Senin kemarin.
“Hitungan Idul Adha 1437 Hijriyah, japaji hitungan empat tanggal siji. Aboge sholat Idul Adha hari Jumat pahing, memang selisih 1 hari sama pemerintah,”kata Ustadz Buri.
Di Probolinggo sendiri, ada sekitar 7 Desa di 4 Kecamatan, diantaranya Kacamatan Leces, Dringu, Bantaran dan Kuripan, yang mengikuti jamaah Aboge.
“Sholat Ied hari ini, hampir setiap tahun pasti berbeda dengan pemerintah,”ujar Maya, salah satu jamaah Aboge.
“Kita panutan ke kitab Mujarobah, selidih 2 hari dari pemerintah. Setiap tahunnya kami memang melakukan perhitungan semacam ini,”kata Budin jamaah.
Seusai menggelar sholat Ied, acara dilanjutkan dengan saling bermaaf-maafan antar warga. Warga kemudian menggelar selamatan dengan makan tumpeng yang dibawa masing-masing warga, acara terebut sekaligus sebagai wujud kebersamaan antar warga. (fiq)