Jepang, reportasenews.com : Jepang adalah negara yang disesaki oleh industri teknolgi unggul. Tapi dibalik gemerlap teknologi itu, negara ini sekarat akibat makin sedikitnya angkatan baru Jepang yang menikah karena mengalami problema sex serius. Para ahli mengatakan, ini seperti bom waktu, cepat atau lambat kelak penduduk Jepang akan habis.
Media Jepang menyebut situasi pelik ini dengan sebutan “sekkusu shokogun shinai”, artinya sindrom selibat. Ini situasi dimana orang Jepang tidak tertarik lagi punya kemauan menikah dan punya anak, dan mungkin juga menurunnya keinginan melakukan hubungan seks.
Asosiasi Keluarga Berencana disana mengatakan bahwa tahun lalu tercatat 49,3% penduduk dewasa dari usia 16-49 tahun mengatakan mereka tidak pernah melakukan hubungan seks dalam sebulan terakhir. Survei terbaru pemerintah menemukan 69% dari laki-laki Jepang dan 59% dari wanita Jepang tidak memiliki pasangan romantis.
Negara ini memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah didunia, dengan hanya 8,4 anak-anak yang lahir per 1.000 penduduk selama lima tahun terakhir. Populasinya dari 127 juta orang saat ini, diperkirakan kelak menurun menjadi 87 juta pada 2060. Survei yang dilakukan oleh Institut Nasional Kependudukan dan Penelitian Jamsostek, juga melaporkan bahwa sekitar 80% dari Jepang yang jomblo menyatakan ogah menikah.
Saat ini di Jepang dikibarkan semangat “Kousai nol Nichikon”: bagi pasangan jomblo, ajakan agar mereka mau menikah cepat dan punya anak. Jika diterjemahkan secara langsung, artinya adalah “menikah tanpa pacaran”, ini mirip konsep muslim yang mengutamakan menikah dan tidak usah pacaran. Jika mereka mau menjalin pernikahan, maka masalah minimnya penduduk Jepang bisa diatasi dengan mudah dimasa depan (HSG/ Business Insider)
[vc_row][vc_column][vc_video link=”https://youtu.be/EXDOc9clJ5o”][/vc_column][/vc_row]