Probolinggo, reportasenews.com – Puluhan wartawan di Probolinggo, menggelar aksi damai buntut kekerasan verbal yang dilakukan oknum Polisi AKBP Budi Asrul Kurniawan, Kapolres Waykanan, terhadap dua jurnalis Dedy Tornando, Radar Lampung grup dan Dina Firasta, Tabikpun.com.
Aksi yang dilakukan oleh Aliansi Jurnalis Probolinggo, ini diawali dengan berjalan kaki menuju Tugu Seribu Taman, di Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo.
Dengan membawa poster yang berisi kecaman kekerasan terhadap pers, para pemburu berita ini menggelar aksi justru dengan aksi tutup mulut menggunakan lakban dan pita warna hitam yang diikatkan di kepala dan lengan, sebagai simbol duka di dunia jurnalis.
Disepanjang jalan, mereka tak bicara sedikitpun, di sekitar Tugu Seribu Taman, puluhan wartawan ini selanjutnya meletakkan seluruh peralatan jurnalis, mulai dari ID Card, kamera foto, kamera video dan laptop. Sebagai simbol matinya kebebasan pers, semua peralatan jurnalis ditaburi bunga.
Mereka dihina dengan kata-kata tidak pantas yang seharusnya tidak keluar dari mulut Kapolres selaku perwira menengah di institusi kepolisian.
Para awak media di Probolinggo, mengecam keras aksi yang dilakukan AKBP Budi Asrul Kurniawan, serta menuntut agar Kapolri segera mencopot kapolres arogan ini.
Menurut Hisbulah Huda dan Heppi Lailatuansyah, wartawan cetak dan elektronik di Probolinggo, seharusnya sebagai orang nomor satu di Kepolisian Polres Waykanan, AKBP Budi Asrul Kurniawan, bisa bersikap bijak dalam menghadapi semua masalah yang terjadi.
“Harusnya tidak mengeluarkan kata-kata yang kotor seperti itu. Bahasa yang dia pakai tidak layak untuk publik, apalagi dia seorang kapolres. Harus lebih bijak lah, tidak dengan bicara semacam itu. Apa maunya kok wartawan dan warga yang menjadi cacian dia,” celetuk dua wartawan tersebut usai melakukan aksi, Selasa (29/8).
Rencananya wartawan Probolinggo akan mengirim surat ke Kapolri soal pencopotan kapolres ini. Usai menggelar aksi, para peserta aksi membubarkan diri dengan tertib.(dic)