Jayapura, reportasenews.com – Calon Gubernur Papua, John Wempi Wetipo (JWW) meminta masyarakat untuk tak lupa dengan para pelaku sejarah di Papua.
Wempi menyampaikan, memilih tokoh-tokoh untuk bertemu, tak lain hanya meminta doa restu, kepada pendahulu pembangunan di tanah ini.
“Kita tak boleh lupa dengan sejarah. Itu juga disampaikan pendiri bangsa ini “Bung Karno” salah satunya diakronim jas merah, yang diartikan jangan sekali-kali melupakan sejarah,” ungkap Wempi disela-selanya bertemu dengan ratusan relawannya di salah satu hotel di Kota Jayapura.
Wempi berecerita pertemuannya dengan tokoh adat tanah di Tobati, Yohanes A Ireuw, banyak hal informasi yang didapatnya, yakni beberapa hal sejarah di Kota Jayapura. Menurutnya, bapak Ireuw memegang buku sejarah pembangunan di Kota Jayapua yang telah berumur 100 tahun.
“Selama ini tak ada orang yang membicarakan buku ini. Seharusnya, kita harus membedahnya dan mengulas kebelakang apa yang dicita-citakan leluhur kita untuk membangun Papua khususnya di Kota Jayapura,” paparnya.
Lalu pertemuan dengan mantan Ketua GKI Papua ke 4, Pdt Mesakh Koibur, Wempi tak menyangka, pendeta Koibur yang usianya sudah lanjut, masih memperhatikan perkembangan pembangunan di Papua, salah satunya mengenai pilkada.
“Saya tak menyangka, beliau bergumul agar pilkada berjalan demokratis dan tak ada kotak kosong. Beliau juga penasaran kepada saya dan tak menyangka, malah saya berinisiatif bertemu dengannya. Ya, ini rencana Tuhan,” katanya.
Wempi menjelaskan, Pdt Koibur menitip pesan agar menjadi perekat bagi seluruh masyarakat yang ada di Tanah Papua, mengingat di tanah ini di huni masyarakat dari suku bangsa dan budaya dengan bahasa sendiri-sendiri.
“Saya juga kaget ketika beliau mengetahui kegiatannya bersama Baliem Mission Center (BMC) keluar masuk hutan, untuk misi sosial. Kemudian beliau juga bercerita tentang sejarah masuknya agama di Papua,” paparnya.
Pertemuan dengan mantan Ketua Irian Jaya yang saat ini berubah nama menjadi Ketua DPR Papua, Pendeta Willem Maloali, Wempi mengaku mendapat wejangan untuk memimpin Papua kedepan, salah satunya untuk terampil dalam mengelola sumber daya alam (SDM), yang memihak kepada perekonomian masyarakat.
Wempi mengatakan, bapak Maloali membangun Papua butuh orang cerdas, yang bisa merubah hal-hal kecil menjadi sumber pendapatan masyarakat, salah satu contoh yang diberikannya, bagaimana ikan gabus (gastor bahasa local di Papua) di Sentani, bisa di kelola hingga diminati masyarakat di luar negri.
“Menurut beliau (Maloali), hanya orang cerdas yang bisa merubah salah satu contoh itu. Bagaimana caranya, anak-anak Papua itu sudah cerdas. Jadi, tinggal bagaimana seorang pemimpin merangkulnya. Nah, tentu ini akan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi saya bersama bapak Habel Melkias Suwae (HMS),” tuturnya.
Wempi juga di sugukan beberapa filosofi untuk dipegangnya dalam membangun Papua, yakni pembangunan adalah perdamaian dan ciptakan perdamaian itu, kata Paulus Keenam. Lalu kata PBB, pembangunan adalah merubah dan meningkat. Kata pembangunan adalah mengasihi sesama manusia.
“Beliau inginkan, dengan kita melakukan pembangunan bukan untuk merusak, tapi merubah untuk peningkatan,” jelasnya wejangan yang diberikan bapak Maloali.
Wempi menambahkan, wejangan ini sangat bermanfaat baginya, bukan hanya semata ketika memimpin Papua, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupannya secara pribadi.
“Walau saat ini kita di zaman millennial, tapi kita tak boleh melupakan sejarah bangsa ini, sejarah pembangunan daerah kita. Karena dari tangan merekalah, semua yang kita nikmati. Kedepan, saya akan mengajak para pelaku sejarah untuk ikut membantu pembangunan di Papua,” paparnya. ( riy )