Malang, reportasenews.com – Pilkada Kota Malang digelar secara serentak se-Indonesia, pada Juni 2018. Di Kota Malang, calon Walikota Sutiaji dengan pasangannya Sofyan Edi Jarwoko memilih kampanye senyap dengan silaturahmi ke warga.
Menurut dia, silaturahmi menularkan energi positif pada masyarakat, sehingga jika energi negatif yang masuk, yang bagus bisa menjadi jahat.
“Yang namanya pejabat, siapapun orangnya energi positif yang diutamakan. Sebetulnya kunci keberhasilan menyampaikan energi positif ke semua, jika orang jahat bisa menjadi bagus. Jika negatif yang masuk, yang bagus jadi jahat,” katanya di Malang, Jumat (16/2).
Ia juga menegaskan poin utama maju di pilkada ini dirinya dengan pasangannya berniat ibadah, sehingga bisa mengerti bagaimana meminimalisasi masalah, tidak terjadi konflik di internal.
Bahkan, dirinya juga tidak ragu membuat pakta integritas dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai komitmen kesungguhan dirinya menjadi pemimpin. Ia prihatin banyaknya kepala daerah yang terjerat kasus dan ditangkap KPK. Untuk itu, jika nantinya diberi amanat, benar-benar akan dilaksanakan.
“Saya di sini dengan pak Edi baik. Pakta integritas dengan KPK (siap), karena saya kader Indonesia,” tegas pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Walikota Malang ini.
Ia juga sepakat dengan pasangannya untuk ke depan melakukan reformasi birokrasi berbasis kompetensi sebagai upaya memperbaiki pemerintahan yang baik ke depan. Aparatur sipil negara (ASN) juga harus diperhatikan untuk memastikan semua pemerintahan berjalan baik.
“Kami sepakat di pemerintahan, untuk ASN reformasi birokrasi. Kami kuatkan berbasis kompetensi, tidak ada yang dekat, semua sama, ada saya, pak Edi, sama,” kata dia.
Pilkada Kota Malang diikuti tiga pasangan calon yaitu Moch Anton-Syamsul Mahmud, Ya’qud Ananda Gudban-Ahmad Wanedi, dan Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko. (dif)