Reportasenews.com – Menurut beberapa teks naskah kuno dari beberapa bangsa didunia, satu waktu dimasa silam, bumi dihuni oleh manusia raksasa. Ribuan tahun kemudian, manusia modern berevolusi menjadi makin pendek dan kecil.
Beberapa naskah agama juga pernah menyebutkan adanya manusia raksasa. Islam sendiri meyakini tinggi nabi Adam setinggi 60 hasta (30 meter) menurt hadist Muhammad SAW.
Salah satu mumi manusia raksasa yang terkenal sampai kini adalah kisah manusia raksasa Kap Dwa berkepala dua. Raksasa ini menurut cerita ditemukan diwilayah Patagonia Amerika Latin.
Kap Dwa tingginya ditaksir sekitar 3,6 meter. Uniknya raksasa satu ini berkepala dua. Mumi ini membuat keyakinan bahwa dimasa silam bumi memang pernah dihuni manusia raksasa.
Cerita dimulai pada tahun 1673 ketika raksasa berkepala dua besar ini ditangkap oleh pelaut Spanyol di mana dia tetap tertawan sampai dia terbunuh saat mencoba melarikan diri dari penjeratnya, saat orang-orang Spanyol membunuhnya dengan tombak melalui dada.
Kisah itu memudar setelah itu, namun diyakini bahwa jasad muminya entah bagaimana bisa sampai ke Inggris pada abad ke-19 dengan diperjual belikan.
Pada tahun 1914, mumi Kap Dwa berakhir menjadi koleksi di Weston’s Birnbeck Pier. Di sana, jenazahnya dipajang sekitar 45 tahun untuk dipamerkan sampai “Lord” Thomas Howard membeli jasadnya pada tahun 1959.
Kap-Dwa terus memukau orang dan entah bagaimana berakhir di Baltimore Md, dalam koleksi aneh di Bob’s Side Show dipertunjukan The Antique Man Ltd di Baltimore, dimiliki oleh Robert Gerber dan istrinya.
Namun, Gerber menceritakan kisah yang jauh berbeda dari yang di atas.
Menurut Gerber, Kap-Dwa ternyata sudah mati di pantai dengan tombak yang tertanam di dadanya. ‘Makhluk’ itu dimusnahkan oleh penduduk setempat di Paraguay – bukan Patagonia – sampai Kapten Inggris memanggil George Bickle membawa jenazahnya, akhirnya membawanya ke Inggris, disebuah museum di Blackpool dimana dia dipajang selama beberapa tahun.
Banyak orang tidak yakin Kap Dwa adalah raksasa. Mereka yang sangsi mengatakan itu hanyalah tipuan belaka untuk mengejar sensasi. (Hsg)