PASURUAN, REPORTASE – Sebuah kapal laut bertonase besar  berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur, kandas di perairan pantai palabuhan tradisional Kota Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (30/11).
Kandasnya Kapal LCT Bintang Samudra 1 Balikpapan tersebut, lantaran tidak melalui prosedur yang diberlakukan oleh Syahbandar setempat. Bahkan besarnya kapal yang semestinya tak layak masuk ke perairan pelabuhan, karena Nahkoda tak kuasai perairan sekitar.
Akibat insiden tersebut, ratusan nelayan yang akan berangkat untuk mencari ikan sebagaimana biasanya, tak bisa melaut, lantaran jalur aliran sungai menuju ke laut tertutup badan kapal naas itu. Tentu saja atas kejadian itu, para nelayan mengaku rugi hingga jutaan rupiah.
“Kami sudah dua hari ini gak melaut. Tentu rugi jutaan. Bagaimana lagi jalur menuju laut sudah tertutup kapal itu, “kata Mansur, salah seorang nelayan, saat di pelabuhan.
Para nelayan sudah memaksakan untuk melaut. Namun dikarenakan jalur sungai tertutup badan kapal, membuat mereka uring-uringan. Sebab dengan tidak melakukan aktifitas mencari ikan, dalam sehari kerugian bisa mencapai Rp 3 – 5 juta.
“Tentu saja kami mengalami kerugian. Bayangkan kami tak bisa mendapatkan uang untuk keluarga. Dan sekarang gak bisa apa-apa, “ujar Imron, nelayan asal Mandaran, Kota Pasuruan.
Kapal yang bertujuan akan mengirim barang ke Sulawesi Tenggara tersebut, sudah sejak Selasa (29/11) sudah masuk ke perairan sungai pelabuhan yang menjadi pintu masuk ratusan nelayan setempat untuk meminta izin masuk.
Namun karena kapal yang bertonase lebih dari 100 ton itu terus bergeser hingga secara perlahan akibat air mulai surut, akhirnya menutup jalur yang menuju laut Pasuruan.
Hingga Rabu (30/11) petang, kapal Petrocina International Jabung LTD tersebut masih menunggu air laut pasang untuk bisa melanjutkan perjalanannya.
“Sebelumnya kapal besar itu masuk, tanpa koordonasi dengan pihak syahbandar Pasuruan. Sehingga nahkoda tak memahami kondisi perairan di pelabuhan ini. Hal inilah yang membuat kapal kandas,†kata Kepala KSOP Syahbandar Pasuruan F.A Agoes.
Meski demikian pihak jasa pengiriman yang menyewa kapal tersebut, dikabarkan akan mengganti kerugian ratusan nelayan setempat, lantaran merugi.
Sayangnya akibat kejadian itu, awak media Pasuruan yang melakukan peliputan insiden kandasnya kapal besar itu, dihalang-halangi oleh puluhan preman yang sejak awal memantau wartawan. Bahkan, aksi para preman itu disinyalir juga dibekingi oleh oknum anggota DPRD Kota Pasuruan. (abd)