Jayapura, reportasenews.com – Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar didampingi bersama beberapa pejabat utama Polda Papua melaksanakan Safari Ramadhan di Masjid Raya Baiturrahim Kota Jayapura Papua.
Dalam Kultumnya, Boy Meminta kepada seluruh umat agar jangan mau di adu doma karena saat ini marak adanya propaganda di internet maupun dimana saja apalgi adanya kekerasan dalam teror yang terjadi belakangan ini.
“Saya khawatir umat Islam di Indonesia di adu domba oleh aliran tertentu, Aliran ini mengedepankan paham paham kekerasan, sehingga Aliran ini melakukan propaganda melalui internet media sosial sehingga tidak sedikit masyarakat Indonesia yang tergerak untuk berangkat ke syuria walaupun mereka harus korbankan harta benda mereka”. Tukasnya.
Kapolda Juga Menambahkan Pemecah ini juga berjuang di negara sendiri dengan memerangi unsur unsur pemerintahan. Banyak yang jadi korban adalah pihak kepolisian, karena kepolisian menghalangi mereka. Dalam hal ini saya ingatkan waspada kepada aliran yang ingin memecah belah umat islam, karna apabila umat islam pecah kita akan terus hadapi konflik yang berkepanjangan sehingga Sebagai generasi penerus mari kembangkan konsep islam yang rahmatan lil alamin yang merupaka konsep yangg di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
” Marilah kita contoh apa yang sudah di lakukan Nabi kita, kita kedepankan akhlak untuk selesaikan masalah yang ada di negara kita ini. Utamakan cinta kasih kepada sesame manusia, kami juga selama ini berterima kasih kepada umat islam di Papua, dalam berbagai persoalan umat islam selalu kedepankan akhlak, dan Kita juga harus hidup berdampingan dengan seluruh elemen agama di papua ini. Kita perlu bangun kekutan agar jangan sampai ada pihak tertentu yang ingin munculkan kekacauan dan hancurkan nama agama kita”. Tuturnya.
Sebentar lagi kita akan hadapi Pilkada Gubernur dan Bupati, kami mohon doa agar dalam proses demokrasi yang kita jalankan untuk pilih pemimpin di tanah papua ini dapat berjalan aman dan damai. Para pelaku demokrasi baik paslon, penyelenggara serta masyarakat tidak terprovokasi. ( riy )