Tangerang,reportasenews.com – Fenomena bunuh diri belakangan semakin marak terjadi. Masih ingat kasus bunuh diri yang sempat menyiarkan langsung melalui media sosial? Atau aksi bunuh diri seorang anggota kepolisian yang menembak kepala selesai bertugas di Tinombala.
Menurut Dra A Kasandra Putranto yang merupakan Ketua Ikatan Psikologi Klinis DKI Jakarta mengatakan aksi bunuh diri yang dilakukan karena adanya depresi tingkat tinggi.
“Depresi adalah gangguan psikologis yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang saling berkolaborasi. Hal ini juga disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap orang-orang terdekat yang bisa diajak untuk berbagi cerita,” katanya saat dihubungi reportasenews.com, Kamis (6/4).
Selain itu, lanjut Kasandra Purtanto menurut data riset kesehatan dasar Republik Indonesia di tahun 2000, depresi merupakan pembunuh nomor empat di Indonesia. “Sementara ini berdasarkan analisa estimasi pertumbuhan, diperkirakan depresi akan menempatkan posisi nomor dua ditahun 2020,” jelasnya kembali.
“Kebanyakan orang menyakini penyebab utama aksi bunuh diri yang dilakukan adalah faktor eksternal saja, namun faktor internal yang sangat memegang peranan penting. Fakta eksternal bisa merupakan pekerjaan, keluarga, ekonomi, lingkungan dan lainnya.
Namun faktor internal yang sangat mendominasi adalah masalah kesehatan fisik, mental dan sosial terhadap lingkungan sekitarnya,” tegas Kasandra Purtanto.
Dan yang lebih mengejutkan, fakta di lapangan bahwa penggunaan obat antidepresi tidak selamanya efektif. Maka dengan demikian langkah yang tepat adalah melakukan pencegahan terjadinya depresi. (sly)