Mataram, reportasenews.com – Ditengah atensi persoalan yang dihadapi tentang kemanan di wilayah hukum Polda NTB, dari tingkat polsek, polres di seluruh NTB, dari kasus korupsi, pidana. Kapolda NTB, Brigjen Firly. MSi menjabarkan ancaman lainnya yang dihadapi polri saat ini adalah media sosial yang tidak bijak digunakan oleh masyarakat. Di salah satu hotel di Mataram Jumat (31/3) kemarin.
Kapolda menegaskan Undang-undang ITE saat ini sangat sensitif, maka masyarakat harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial karena sedikit saja akan berdampak sangat besar. Bahkan satu detik di shear akan berdampak sangat lama bahkan menimbulkan kekisruhan di tengah masyarakat.
“Saat ini hanya hitungan detik maka informasi itu sudah menyebar namun tidak dipertimbangkan dampaknya”, jelas Brigjen Firly.
Pada tahun 2016 ini sendiri kasus ITE sangat tinggi mencapai 86 kasus, dan merupakan kasus tertinggi di Indonesia yang ditangani oleh Polda NTB melalui Kasubdit II Polda NTB.
Selain itu juga menjelang pilkada tahun depan pihak Polda NTB telah melakukan evaluasi tentang ancaman kemanan yang akan dihadapai oleh aparat kepolisian yang ditimbulkan dari provokasi melalui media sosial.
“Kami telah mendapatkan potensi pemicu konflik di tiga wilayah yang akan menjalankan pilkada yaitu Kota Bima, Lombok Barat, dan Lombok Timur. Termasuk pilkada gubernur,” beber Kapolda.
Kapolda menjelaskan serangan dari isu hoax atau pemeberitaan yang bisa memfitnah orang secara membabi buta sangat mengganggu keamanan dan kenyamanan di tengah keberagaman warga masyarakat sehingga perlu menjadi atensi Polri-TNI dan masyarakat.
“Jangan sampai pilkada akan memecah belah warga NTB, karena konflik sehingga hal ini menjadi atensi bagi polri,” jelas kapolda.
Kapolda NTB mengajak semua pihak dari penyelenggara pemilu, pemerintah daerah, TNI-Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama tokoh pemuda dan semua unsur masyarakat di NTB, untuk bersatu dan yang kalah penting adalah peran media dia massa yang memberitakan hal yang tidak menimbulkan konflik baru sehingga kondusifitas daerah baik sebelum pilkada maupun ketika proses pilkada dimulai tetap kondusif.
“Kalau semua element masyarakat sadar akan tanggung jawab bersama keamanan di NTB maka daerah ini akan selalu kondusif, ” ungkap Brigjen Firly. (zxy)