Menu

Mode Gelap

Hukum · 29 Nov 2016 16:15 WIB ·

Kemenlu RRC: Khabar China Kirim Pasukan ke Indonesia Itu Bohong


					Tentara RRC (People's Liberation Army) berparade dalam satu kegiatan militer tahunan di Beijing. (foto: Istimewa) Perbesar

Tentara RRC (People's Liberation Army) berparade dalam satu kegiatan militer tahunan di Beijing. (foto: Istimewa)

BEIJING, REPORTASE- Tampaknya kini dunia sudah benar-benar dapat dilipat. Perkembangan ICT membuat jarak ruang dan waktu semakin nisbi dan setiap individu memiliki akses yang maksimal terhadap sumber-sumber informasi. Tidak lagi menjadi audience, setiap individu bahkan dapat dengan mudah menjadi produsen informasi di ruang publik.

Situasi ini memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mempabrikasi informasi bohong atau hoax dan menyebarkannya ke tengah masyarakat.

Demikian dikatakan Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Teguh Santosa dalam pertemuan dengan Direktur ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat China (RRC)  Shen Minjuan di Beijing, dalam keterangan pers yang diterima reportasenews.com, Selasa (29/11).

Dalam kaitannya dengan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok, Teguh mencontohkan, beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia dikejutkan sebuah informasi yang mengatakan pemerintah Republik Rakyat China (RRC) tengah bersiap-siap mengirimkan pasukan ke Indonesia bila terjadi kerusuhan.

Pasukan itu punya tugas khusus mengevakuasi keturunan Tionghoa yang dikhawatirkan menjadi korban. Disebutkan bahwa pernyataan itu berasal dari Perdana Menteri China Li Keqiang.

Sejauh yang diamati di Indonesia, kabar itu di-follow media bukan-mainstream.

“Untuk menghadapi kasus seperti ini  saya rasa mesti diciptakan jalur komunikasi yang sifatnya langsung dan cepat. Kalau dulu barangkali benar prinsip yang mengatakan silent is golden. Tetapi untuk hari ini kelihatannya, hal-hal seperti ini mesti dihadapi dengan keterbukaan,” ujar Teguh.

Rumor lain yang beredar adalah tentang rencana pengiriman 10 juta tenaga kerja dari Tiongkok ke Indonesia. Hal ini semakin dianggap benar karena di saat bersamaan ada berita dari media-media mainstream mengenai penangkapan tenaga kerja ilegal China di sejumlah tempat.

“Perlu ada penjelasan yang lebih menenangkan. Perlu untuk dijawab media massa. Kalau tidak ada jawaban dari media massa, publik akan mencari jawaban di media sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” masih kata Teguh yang memimpin delegasi PWI yang tengah berkunjung ke China.

Adapun Shen Minjuan mengatakan, dirinya sudah lama mendengar kabar-kabar bohong itu.

“Sekarang yang sering terjadi, ada media yang tidak mainstream dan tidak bertanggung jawab. Selain itu ada juga yang ingin bikin susah hubungan Indonesia dan Tiongkok,” ujar Shen Minjuan yang sudah dua kali bertugas di Indonesia.

Pemerintah Tiongkok, kata dia, sama sekali tidak punya rencana mengirimkan pasukan ke Indonesia seperti yang disebut dalam informasi hoax itu.

Tiongkok, katanya, tidak akan melibatkan diri dalam urusan dalam negeri negara lain, termasuk Indonesia. Adapun informasi itu, jelas dia, apabila ditelusuri dengan teliti dapat diketahui kebohongannya.

“Disebutkan pasukan disiapkan di Taiwan. Mana mungkin,” lanjutnya.

“Tiongkok selalu mengambil kebijakan berteman baik dengan negara-negara di sekitarnya. Tiongkok tidak pernah melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab,” kata dia lagi.

Isu tenaga kerja ilegal China, masih menurut Shen Minjuan, juga perlu didekati dengan arif dan bijaksana.

Seperti halnya Indonesia, banyak warganegara Tiongkok yang mencari kerja ke negeri lain.

Juga seperti Indonesia, Tiongkok juga tidak membuka semua lapangan pekerjaan untuk orang asing, karena pemerintah harus memberikan kesempatan kepada warganegara terlebih dahulu.

“Tetapi disamping itu, mungkin ada tenagakerja ilegal yang masuk ke Indonesia. Juga da ilegal workers dari Indonesia yang masuk ke China. Mengingat ukuran kedua negara, itu wajar,” Shen Minjuan menjelaskan lagi.

Dalam kesempatan ini, Shen juga meluruskan informasi yang mengatakan Tiongkok akan mengirimkan 10 juta tenaga kerja ke Indonesia.

Angka 10 juta itu, kata dia, tidak merujuk pada tenaga kerja, melainkan pada target kunjungan wisata dari China ke Indonesia. Target ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Beijing pada Maret 2013. Jokowi, kata dia, minta agar angka 10 juta itu dimasukkan ke dalam pernyataan bersama dengan Presiden Xi Jinping.

“Tetapi ada pihak yang  mengambil angka itu dan membuatnya menjadi Tiongkok ingin membawa 10 juta orang ke Indonesia,” demikian Shen Minjuan.

Dalam kunjungan ke Beijing kali ini Teguh didampingi enam ketua PWI di daerah dan dua direktur Confederation of ASEAN Journalist.

Keenam ketua PWI di daerah itu adalah Akhmad Munir (Jawa Timur), Alberth Yomo (Papua), Faturrahman Jamhari Samad  (Kalimantan Seladan), Mahmud Matangara (Sulawesi Tengah), Supriyadi Alfian (Lampung), dan Dewan Penasihat PWI Pusat Rusdi Effendi Abdurrachman. Dua Direktur CAJ, Bob Iskandar dan Dar Edi Yoga juga ikut dalam kesempatan itu. (tat/pr)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ratusan Rumah Warga di Kecamatan Mangaran, Tergenang Air Setinggi Lutut

6 Desember 2024 - 22:27 WIB

Pj Gubernur Sultra Tinjau Bedah Perdana Pintas Arteri Koroner di RS Jantung Oputa Yi Koo

6 Desember 2024 - 22:12 WIB

Jalan Raya Banyuglugur Banjir, Jalur Pantura Situbondo-Probolinggo Sempat Macet

6 Desember 2024 - 20:00 WIB

Pasca 2 Insiden Penembakan Oknum Polisi, Polres Situbondo Periksa 44 Senpi Anggotanya

6 Desember 2024 - 19:56 WIB

Polres Langkat Ungkap Kasus Pencurian Besi Jembatan Tanjungpura

6 Desember 2024 - 17:35 WIB

Menko Hukum dan HAM Yusril : Mary Jane akan Dipindahkan ke Negara Asalnya Sebelum Natal

6 Desember 2024 - 17:15 WIB

Trending di Hukum