Situbondo,reprtasenews.com – Diduga akibat tekanan uap panas yang berlebihan, sebuah ketel pabrik tahu milik Yahya (55), warga Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur meledak, Selasa (5/2/2019).
Beruntung, tidak ada korban luka maupun korban jiwa, dalam peristiwa meledaknya ketel pabrik tahu tersebut, meski akibat kerasnya ledakan ketel mengakibatkan pagar tembok jebol, serta tutup ketelnya terbang sejauh puluhan meter ke areal persawahan.
Bahkan, saking kuatnya ledakan ketel pabrik tahu milik korban Yahya itu, hingga menimbulkan suara ledakan yang cukup keras, hingga terdengar sampai ratusan meter dari lokasi kejadian.
“Awalnya, saya menduga suara ledakan keras itu suara ban meledak, namun setelah didatangi ternyata ketel pabrik tahu yang meledak,”kata Hendra (30), salah seorang warga setempat.
Diperoleh keterangan, ketel pabrik tahu milik korban meledak, pada saat para pekerja sedang membuat tahu, namun tiba-tiba ketel berisi air panas itu meledak. Beruntung arah ledakan yang menjebol tembok itu ke arah selatan, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
“Ini karena keteledoran pekerja. Biasanya alat kontrol panas itu sering dikontrol. Tadi ini malah ditambah kayu bakar lagi. Ya akibatnya meledak. Itu tutup ketelnya ada diseberang sungai,”kata Roni, salah seorang kerabat pemilik korban.
Menurutnya, biasanya pada waktu kejadian, para petani pulang dari sawah lewat dijalan samping perusahaan tahu. Tapi saat ketel ini meledak tidak ada satu orang pun yang lewat disini, sehingga peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban luka maupun korban jiwa.
“Alhamdulillah saat ketel meledak tidak ada orang lewat. Hingga semburan air panas dari ketel saat meledak tidak mengenai orang lain maupun pekerjanya. Ledakannya keras dan airnya sangat panas. Plengsengan sungai saja bisa rusak, apalagi kena orang,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Panarukan, Situbondo Iptu Sudpendi mengatakan, begitu mendapat informasi terjadinya ledakan ketel pabrik tahu, petugas langsung datang ke lokasi kejadian.
“Dugaan sementara, ledakan ketel itu karena tekanan uap panas yang tidak dikontrol. Untuk korban jiwa dan cidera tidak ada, sedang kerugian yang diderita masih dihitung,”kata Iptu Sudpendi.(fat)
Komentar