Tegal, reportasenews.com – Tuntut merger dengan Kementrian Kesehatan (Kemenkes), ratusan mahasiswa Akademi Perawatan dan anggota DPRD Kota Tegal menggeruduk kantor Walikota Tegal.
Sempat terjadi kericuhan antara mahasiswa dengan petugas Satpol PP saat mahasiswa yang mencoba masuk ke pendopo Walikota Tegal. Setelah dilakukan mediasi antara Ketua DPRD dengan Kasatpol PP, akhirnya mahasiswa diperbolehkan masuk ke pendopo dengan pengawalan ketat daro pihak Kepolisian dan Satpol PP.
Ketua DPRD Kota Tegal, Edy Suripno menuturkan bahwa sebelumnya DPRD Kota Tegal sudah berusaha melakukan pemanggilan kepada Walikota Tegal, Siti Masitha agar mengikut Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para anggota dewan, perwakilan Akper, serta dari pihak Pemerintah Kota Tegal, namun Walikota selalu tidak datang dengan berbagai alasan.
“Mungkin ini sudah puncak permasalahan terkait rencana Walikota Tegal akan melakukan penutupan Akper yang merupakan perguruan tinggi yang dimiliki oleh Pemkot,” katanya.
Edy menambahkan bahwa tanggal 27 Maret mendatangt merupakan batas akhir penyerahan Akper ke Kementrian Kesehatan, namun hingga sekarang Walikota selalu mengulur waktu padahal semua fraksi di DPRD Kota Tegal sudah menyetujui agar Akper diambil alih oleh Kemenkes.
“Jika memang walikota aka menutup Akper, kita di DPRD akan terus mengejar pertanggung jawaban walikota. Jika perlu kita akan menggunakan hak kita DPRD dengan menyatakan pendapat atau pemakzulan,” pungkasnya.
Salah satu mahasiswi Akademi Perawatan (Akper) Sri Fajar Anggreani sendiri sangat menyayangkan dengan kebijakan walikota tegal yang tidak memperdulikan nasib para mahasiswa yang sedang belajar di Akper.
“Saya meminta agar walikota cepat menandatangai pengambilalihan atau merger Akper ke Kemenkes agar para mahasiswa dapat terus melanjutkan studinya hingga selesai,” ungkapnya.
“Janji walikota yang akan menandatangani pada hari jum’at tanggal 24 sangatlah tidak mungkin, karena tanggal 27 maret semua surat sudah harus berada di kemenkes. Kami tahu jika itu hanya cara walikota untuk mengulur waktu saja,” ujarnya.
Rencananya, mahasiswa Akper akan meduduki pendopo walikota tegal hingga tuntutan merger ke kemenkes di setujui.(riz)