JERMAN, REPORTASE: Kemenangan Donald Trump 8 November lalu menyengat publik dunia, perhatian publik jatuh pada kenyataan sejauh mana opini massa pemilih bisa dibentuk dan dibelokan oleh racun yang dikeluarkan dari “situs berita palsu” yang menyamar seolah-olah menjadi media berita jurnalistik yang sah.
Seperti diketahui,Trump didukung oleh salah satu situs penyebar kebencian SARA yakni “Breitbart News”. Situs ini juga yang disorot oleh Google dan Facebook karena dituding ikut mempengaruhi trending topics dimedsos.
Artikel yang dimuat disitus “berita abal-abal” dipenuhi dengan headline sensasional yang penuh kebencian seperti suara yang kerap dilemparkan oleh pendukung sayap kanan yang ultra nasionalis, anti keberagaman, sarat dengan kebencian rasial. Banyak cerita palsu dari situs ini menjadi virus yang disebar dimedia sosial lalu dipercaya publik daripada artikel penting dari sumber sah yang memenuhi kaidah jurnalistik yang baik dan benar. Demikian sebut Washingtonpost.
Sekarang, tampaknya ancaman situs berita palsu mengintai proses demokrasi di tempat lain. Jerman akan mengadakan pemilihan nasional tahun depan tampaknya sudah melihat problem besar dari situs berita aspal ini, dengan partai sayap kanan yang siap untuk membuat keuntungan yang cukup besar dengan memainkan isu-isu ketakutan klasik soal gelombang imigran asing yang masuk ke Jerman dan pertumbuhan agama Islam disana. Kanselir Jerman. Angela Merkel, yang mewakili partai politik “kanan-tengah”, sudah memberi peringatan untuk berhati-hati di pemilu tahun depan terhadap dampak yang dihasilkan melalui media sosial.
“Sesuatu telah berubah secara global, debat politik kini berlangsung dilingkungan media yang sama sekali baru dan berbeda dari cara lama. Pendapat tidak terbentuk dengan cara kuno seperti 25 tahun silam,” katanya berkomentar di Jerman Bundestag (parlemen Jerman).
“Hari ini kita memiliki situs beritapalsu, berbagai jenis bots, troll. Semua ini meregenerasi diri mereka sendiri, memperkuat pendapat dengan algoritma tertentu, dan kita harus belajar untuk berurusan dengan mereka” tambah Kanselir Merkel
Merkel menunjukkan bahwa dia akan mendukung tindakan yang lebih keras untuk menindak semua kebencian dalam berbagai bentuk dan mencari cara baru untuk mengendalikan aturan main yang rumit dari informasi online dan informasi aspal yang menyebar kian kemari.
“Saya percaya kita tidak boleh meremehkan apa yang terjadi dalam konteks internet dan era digital; ini adalah bagian dari realitas kita,” kata Kanselir Merkel. “Kami memiliki peraturan yang memungkinkan menjamin kebebasan pers kita, termasuk kebutuhan untuk uji kelayakan jurnalistik dari wartawan. Sekarang kita menilik banyak media berjalan pada fondasi yang sangat berbeda dan tidak terlalu diatur”. (HSG/ Washingtonpost)