Situbondo, reportasenews.com – Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, mendatangi penjara Situbondo. Pada kesempatan itu, Kiai Azaim berdialog dengan para nara pidana (Napi) penghuni Lapas Kelas II D Situbondo, Jawa Timur, Minggu (12/2) kemarin.
Ada beragam persoalan yang ditanyakan para napi kepada Kiai Azaim. Ada yang menyampaikan permasalahan hidupnya, ada yang menceritakan hal-hal ”hitam” yang pernah dilakukan sebelum masuk Lapas Situbondo. Dari semua pertanyaan yang dilontarkan, para napi minta solusi.
Menjawab beberapa pertanyaan tersebut, Kiai Azaim menyampaikan, bahwa dalam menjalani kehidupan harus selalu berbaik sangka. Baik kepada sang pencipta maupun kepada sesama makhluk. ”Husnudzan (berbaik sangka) kita sudah semakin terkikis,”kata Kiai Azaim.
Artinya, dalam kondisi apapun, jangan pernah berburuk sangka. Tidak terkecuali pada saat mendapatkan musibah. Sebab, dari yang kejadian pahit yang dialami, sudah pasti ada hikmahnya. ”Dengan datangnya musibah kecil, siapa tahu Allah sedang menghindarkan dari musibah besar,”ujar Kiai Azaim, saat memberikan motivasi kepada para napi.
Kiai Azaim pun menceritakan beberapa kisah hikmah. Seperti kisah pria yang kelima jarinya terpotong. Akan tetapi, orang tersebut tetap tabak dan berbaik sangka. ”Karena meyakini bahwa ada hikmah dari yang dialaminya,” ujar pengasuh ke-4 Ponpes terbesar di Jawa Timur.
Sikap Husnuzdan ini juga sebagi bentuk ahlak makhluk kepada Allah SWT. Makanya, berbaik sangka sudah menjadi hal yang harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari seorang hamba.
”Dengan berbaik sangka, manusia akan semakin pandai memaknai sebuah peristiwa yang dialaminya. Sebaliknya, orang yang tidak bisa mengambil hikmah dari yang dialaminya, maka akan mendapatkan musibah yang lebih besar,” jelas Kiai Azaim.
Acara silaturrahmi Kiai Azaim dengan Napi adalah kegiatan rutin setiap tahun. Biasanya bersamaan dengan pelaksanaan magang mahasiswa Fakultas Dakwah IAI Ibrahimy Sukorejo di Lapas Situbondo. ”Ini sudah yang kedua kalinya,” ujar Syamsul A Hasan, Dekan Fakultas Dakwah.
Kata dia, silaturrahmi Kiai Azaim sebagai bentuk kepedulian pesantren kepada para napi. Makanya, kegiatan tersebut akan terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. ”Semoga pada tahun-tahun yang akan datang, kerja sama ini semakin baik,” pungkas Syamsul. (fat)