Jakarta, reportasenews.com-Kios-kios pedagang di peron Stasiun Depok Baru dan UI, dibongkar habis karena keberadaannya diprotes dan dianggap mengganggu akses penumpang.
Sejak Jumat (17/3) bangunan permanan kios roti di Stasiun Depok Baru sudah dibongkar hingga ke lantainya, tidak menyisakan bangunannya. Lantai-lantai juga dibongkar habis, akan dikembalikan kepada fungsinya sebagai peron penumpang. Keadaan serupa juga terjadi di Stasiun UI, bangunan permanen eks toko serba ada Alfamart, juga dibongkar habis.
Sejak awal Maret, bangunan-bangunan permanen itu berada di peron setelah mendapat izin penggunaan dari Pengusahaan Aset PT KAI Daop 1 Jakarta.

Kios makanan ini sebelum dibongkar. Lokasinya hanya berada di bawah tangga stasiun, menempel dengan sisi pagar yang sudah dibongkar. Lokasinya persis di peron, tak jauh dari jalur keluar masuk Stasiun Depok Baru. Ketika Ignatius Jonan memimpin PT KAI, salah satu langkah pertama penataannya adalah membongkar semua gerai yang terletak di sisi peron karena menggangu arus keluar penumpang. (tat)
Juru bicara Daerah Operasi 1 PT KAI Suprapto menyebutkan, keberadaan gerai makanan di peron Stasiun Depok Baru tidak menyalahi aturan.
“Gerai roti itu berada di lokasi yang tidak menggangu arus penumpang, karena masih masih di luar batas peron,” jelasnya kepada reportasenews.com, Rabu (22/2).
Namun pemberian izin itu akhirnya menuai masalah, setelah diprotes berbagai pihak.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengingatkan PT KAI agar tidak mengulangi kesalahan sama dengan mengizinkan pembangunan kios di peron.
“Siapapun backing-nya warung-warung itu harus dimusnahkan. Jangan pernah izinkan 1 warungpun kembali ke peron dan halaman stasiun yangg telah dengan susah payah dibersihkan. Jika ingin mencari receh mohon PT KAI secara kreatif memikirkannya,” tegasnya kepada reportasenews.com.
Agus menyesalkan PT KAI, terutama Daops 1 yang secara serampangan mengizinkan pembangunan kios secara permanen di peron stasiun.
“PT KAI jangan nyari penyakitlah. Udah bagus dan bener bahwa peron harus bebas dari aktivitas komersial. Nanti muncul satu tumbuh seribu. Jangan komersialistik. YLKI akan protes keras soal ini, ” tukas Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Konsumen Indonesia. (tata)