Jakarta, repotasenews.com- Kominfo meminta agar berharap media mainstream dapat menjadi clearing house informasi yang memuat unsur hate speech, hoax, hingga fake news yang lantas dengan cepat berkembang menjadi viral.
Kominfo mengajak insan media untuk menyampaikan pemberitaan yang mengedukasi, mencerahkan, menyosialisasikan informasi yang benar, akurat, terpercaya, bertanggung jawab kepada masyarakat.
Ini dikarenakan, jumlah media yang banyak merupakan sumber kekuatan yang mampu memengaruhi opini publik, sikap, dan tingkah laku publik.
“Pada akhirnya, keputusan ada di tangan media yang bersangkutan. Mau atau tidak mengambil peran tersebut?” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi Rosarita Niken Widiastuti, disela Confederation of ASEAN Journalists (CAJ) dan ASEAN Public Relations Network (APRN) menandatangani nota kesepahaman (MoU Signing) di Auditorium Prof. Djadjusman, The London School of Public Relations (LSPR), Jakarta.
Dalam kesempatan itu Rosarita Niken mengapresiasi kerja sama ini. Apalagi, industri media saat ini tengah bermetafora ke dalam beragam bentuk sehingga publik dapat menerima informasi dengan mudah, cepat, bahkan real-time.
Dalam kesempatan tersebut, Prita Kemal Gani, Presiden APRN sekaligus Founder LSPR mengatakan bahwa kerja sama ini terlaksana berkat adanya hubungan baik antara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan LSPR. Maka, ketika Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah board meeting CAJ, APRN tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan friendship agreement antara kedua belah pihak. Apalagi, keduanya memiliki tujuan yang sama.
“Baik CAJ maupun APRN sama-sama membahas tentang isu-isu terkini yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN. Tapi, APRN tidak punya platformnya. Sebaliknya, mereka punya platform, di sisi lain, membutuhkan sumbernya,” kata Prita.
Ditegaskannya pula, wartawan dan PR adalah saudara kembar yang saling membutuhkan. Dimana PR yang mengolah informasi tentang current issues yang terjadi di ASEAN sehingga menjadi narasi yang baik, dan jurnalis yang menyampaikannya.
Dari kerja sama ini, ia berharap keduanya dapat berkontribusi memberikan pemahaman dan mampu menjadi barometer informasi terpercaya bagi masyarakat ASEAN.
Sementara itu Lee Yoong Yoong, Director of Community Affairs Directorate of the ASEAN mengatakan bahwa jurnalis yang bertanggung jawab membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar.
Terwujudnya kerja sama ini sejalan dengan komitmen mereka yaitu We want to get closer to media to bring us closer to the people. Dimana media membantu menjelaskan kegiatan yang sedang dilakukan, peluang dan tantangan yang dihadapi masyarakat ASEAN. Termasuk, membantu mempromosikan people-centered ASEAN when everybody thinks ASEAN first.
“Selama ini, masyarakat ASEAN mengetahui apa itu ASEAN tetapi tidak banyak yang tahu aktivitas dan benefit dari keberadaan ASEAN untuk kehidupan mereka. Padahal, hingga usianya yang menginjak tahun ke-50, ASEAN berkontribusi mewujudkan kedamaian dan kemakmuran, tidak ada perang antaranggota ASEAN,” ujar pria asal Singapura ini.
Upaya memelihara kedamaian pun dilakukan CAJ. Mereka bersama jurnalis dari negara-negara anggota ASEAN kerap mengadakan pertemuan dan kunjungan ke negara ASEAN, salah satunya melalui program study tour.
“Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang negara ASEAN yang mereka kunjungi, sekaligus menunjukkan the beauty of ASEAN country,” ujar Thuan Huu, Presiden CAJ yang juga Ketua Asosiasi Jurnalis Vietnam (VJA).