Banda Aceh, reportasenews.com – Korban gempa bumi Aceh paling banyak diderita warga Kabupatan Pidie. Informasi terbaru, sedikitnya 25 warga Pidie Jaya, termasuk delapan anak-anak, meninggal dunia dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya, Puteh Manaf menyebutkan bahwa selain para korban tewas dan luka-luka, terdapat belasan warga masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
“Korban meninggal bisa saja bertambah karena data masih terus masuk ke posko dari beberapa kecamatan,†katanya.
Puteh menambahkan, para korban meninggal dunia diketahui dari pendataan di lapangan dan laporan dari sejumlah kecamatan yang ada di Pidie Jaya.
“Banyak bangunan, terutama rumah toko, di sepanjang jalan nasional Banda Aceh dan Medan, roboh. Belasan warga terkurung di bawah reruntuhan bangunan,†jelasnya.
Wakil Bupatei Pidie Jaya, Said Mulyadi, Wakil Bupati Pidie Jaya yang dihubungi terpisah menyatakan bahwa para korban meninggal umumnya akibat reruntuhan rumah toko.
Menurut dia, sampai saat ini korban luka sudah mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Umum Meureudu dan Rumah Sakit Umum Sigli di Pidie — kabupaten tetangga Pidie Jaya.
“Korban tidak lagi ditangani di dalam, tapi di luar, karena dikhawartirkan gempa susulan,†katanya.
Said menyatakan bahwa RS Meureudu di Pidie Jaya sangat membutuhkan tenaga medis, terutama ahli bedah tulang karena banyak korban mengalami luka patah tulang akibat tertimpa bangunan yang runtuh.
“Sejauh ini tenaga medis yang ada sudah kewalahan menangani korban,†ujarnya.
Said memperkirakan korban luka-luka akan terus bertambah, karena proses evakuasi masih terus dilakukan
“Kita sedang menunggu kedatangan tenaga medis dari Banda Aceh, Bireuen, dan juga dari Benar Meriah,†katanya.
Proses evakuasi para korban, menurut Said, terkendala ketersediaan alat berat untuk menggali reruntuhan bangunan yang ambruk.
Dari lokasi gempa bumi dilaporkan bahwa tim gabungan hingga saat ini masih mencoba mengevakuasi dua warga Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, yang tertimbun reruntuhan bangunan rumahnya.
Kedua warga itu diketahui bernama Jailani Muhammad (48) dan istrinya Saidah (45). Rumah berlantai tiga rata dengan tanah. (bil/tat)