Penjabat Gubernur Kalbar, Harisson didampingi oleh istri dan Walikota Pontianak dan jajarannya mengikuti event mendirikan telur ayam di saat Fenomena Kulminasi Matahari. (foto Adpim Pemprov Kalbar)
Pontianak, reportasenews.com – Saat ini kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (21/9/2023) mengalami fenomena alam kulminasi matahari.
Berlokasi di Tugu Khatulistiwa, Festival Kulminasi Matahari di gelar setiap tahunnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, didampingi istri selaku Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Windy Prihastari, ikut berbaur bersama pejabat lainnya mendirikan telur ayam saat momen Kulminasi Matahari pada pukul 11.00 WIB.
Fenomena Kulminasi Matahari di Kota Pontianak membuat bayangan benda yang berdiri tegak tidak terlihat bayangannya.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, sebagai tuan rumah patut berbangga.
Kota Pontianak memiliki fenomena alam yang tak dimiliki daerah lainnya, karena kota Pontianak dilewati garis Khatulistiwa yang tepat berada di wilayah kota.
Sementara di daerah manapun di belahan dunia lainnya, garis khatulistiwa tidak berasa melewati persis di wilayah perkotaan.
Wali kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyebut kunjungan wisatawan di Tugu Khatulistiwa ini mencapai 70.000 pengunjung setiap tahunnya.
Kawasan Tugu Khatulistiwa yang menjadi daya tarik wisatawan ini kini juga terus ditata dengan baik.
Ini terlihat saat Fenomena Kulminasi Matahari yang terjadi pada hari ini dimana terdapat beberapa bangunan baru yang membuat kawasan Tugu Khatulistiwa lebih rapi dan informasi yang tertera juga lebih lengkap.
Kawasan Tugu Khatulistiwa ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Pontianak m
Fenomena alam kulminasi matahari ini menjadi tradisi yang setiap tahun di gelar. Beragam tampilan dan gelaran seni khas Melayu Pontianak hingga sajian kuliner khas Kota Khatulistiwa ditampilkan pada event tersebut.
Tak lupa, Festival Telok Bediri yang selalu menjadi ikon pada Festival Kulminasi selama ini.
Pj. Gubernur, dr. Harisson menyatakan, bahwa Event Pesona Kulminasi Matahari Kota Pontianak ini harus selalu menjadi agenda rutin dan menjadi event kalender Nasional. Hal ini karena tidak semua wilayah di Indonesia mengalami peristiwa Kulminasi tersebut.
“Matahari benar-benar berada di nol, sudah bisa peragakan bagaimana, karena di titik nol kita itu seimbang. Jadi, telur yang kita dirikan di alas yang datar bisa berdiri tanpa tegak. Kita sudah mengupayakan agar ini menjadi event kalender wisata nasional, bahkan internasional. Sehingga banyak wisatawan asing yang akan berkunjung ke Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak ini,” kata Harisson.
Tak hanya itu, guna mendukung daya saing dan nilai jual dari event ini, orang nomor satu di kalbar ini juga menekankan akan pentingnya meningkatkan kualitas kuliner lokal untuk menarik minat para wisatawan.
“Kuliner seharusnya kita juga di sini menyiapkan kuliner-kuliner yang bisa dicicipi oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke sini. Karena kuliner itu menjadi daya tarik sendiri setelah sumber daya alam,” tambahnya.
Kemudian, terkait dengan akomodasi penunjang kepariwisataan dirinya menyayangkan dengan ditutupnya rute penerbangan Internasional di Bandara Supadio.
Dahulu langkah ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus covid 19 saat pandemi waktu itu.
“Saya berharap Kementerian Perhubungan dapat mendukung Kalimantan Barat untuk membuka jalur penerbangan internasional. Ini akan meningkatkan investasi, karena investor dari luar negeri akan lebih tertarik datang ke Pontianak jika ada penerbangan langsung. Padahal pada tahun lalu, Pak Sutarmidji (Gubernur periode sebelumnya) sudah menyurati Kementerian Perhubungan untuk membuka jalur Pontianak – Kuala Lumpur dan Pontianak, Kuching seperti dahulu. Tetapi, sampai sekarang kita belum menerima respon dari Kementerian Perhubungan. Saya berharap ini saya akan segera menemui Kementerian Perhubungan,”timpalnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengucap syukur atas terselenggaranya event khas Kota Khatulistiwa ini. Ia berharap, dengan adanya event ini menjadikan Pontianak memiliki event pariwisata yang berbeda dari wilayah lainnya. Tak hanya itu, dengan terselenggaranya event ini diharapkan mendongkrak perputaran perekonomian masyarakat Kota Pontianak.
“Ini memang menjadi agenda tetap pemerintah Kota Pontianak. Jadi Kulminasi di bulan Maret dan bulan September dan kita selalu mengadakan ini dalam rangka meningkatkan Event wisata Kota Pontianak yang ikonik. Hal ini karena (Pontianak) adalah satu – satunya kota yang dilewati garis khatulistiwa. Tentu harapan kita kolaborasi dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan dunia usaha ini bisa terus ditingkatkan untuk kegiatan kegiatan selanjutnya. Lebih membumi lagi, tidak hanya dihadiri oleh warga kota, tetapi juga oleh wisatawan nasional dan mancanegara.
Pria kelahiran Pontianak ini juga menjelaskan, telah mengambil langkah – langkah strategis untuk mengembangkan kawasan Tugu Khatulistiwa ini, agar semakin menarik dan diminati masyarakat luas sebagai alternatif tempat rekreasi yang edukatif.
“Kita sudah lakukan rehabilitasi terus perbaikan perbaikan lingkungan, tapi kita untuk pengawasan luas lainnya terkendala masalah lahan diahan ini masih dimiliki oleh TNI AD. Nah, kita terus berupaya untuk mengembangkan kawasan ini”, timpalnya.
Kemudian Windy Prihastari, yang juga merupakan Kepada Disporapar Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan dukungannya terhadap event-event yang ada di Kalimantan Barat.
“Kami selalu mendukung setiap event yang ada di Kalimantan Barat untuk masuk dalam kalender event nasional. Ini memberikan perhatian lebih dan promosi yang baik. Hari ini juga kami berikan dukungan dalam bentuk anggaran yang dikelola bersama serta untuk mem-branding event-event di Kabupaten dan Kota yang ada di Kalbar,” ucapnya.
Dirinya berharap dengan semangat dan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat Kalimantan Barat, harapannya adalah event-event tersebut akan semakin berkembang dan menjadi sorotan internasional di masa yang akan datang.(tim)