Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (KPw BI DIY) ikut berperan aktif dalam mendukung pemberdayaan perempuan yang dilakukan Industri Batik Sawit, Smart Batik. Smart Batik sendiri merupakan UMKM mitra KPw BI DIY yang saat ini melibatkan lebih dari 50 Ibu-Ibu dalam proses produksinya. Pada tahun 2024, Smart Batik telah beberapa kali memperoleh pesanan dari Bank Indonesia, diantaranya adalah cinderamata untuk kunjungan DPR RI, cinderamata untuk Pembekalan Masa Pra Purnabakti Level Asisten Direktur (AD)-Deputi Direktur (DD), dan terbaru untuk cinderamata kegiatan Jogja Economic Forum.
CEO Smart Batik, Miftahudin Nur Ihsan menyampaikan terima kasih kepada KPw Bank Indonesia DIY karena berkat kepercayaan yang diberikan untuk menyiapkan cinderamata batik, dirinya mampu melibatkan puluhan Ibu-Ibu pembatik disekitar.
“Alhamdulillah kami bersyukur diberikan kesempatan BI DIY untuk menyediakan cinderamata di berbagai kegiatan. Saat ini ada sekitar 56 Ibu-Ibu pembatik yang membantu produksi kami, beberapa diantaranya juga janda. Semoga kawan-kawan BI selalu sehat dan tambah berkah rezekinya,” ungkap Alumni LPDP Program MBA UGM tersebut.
Salah satu pembatik Smart Batik, Ibu Usrek (56 tahun) juga menyampaikan terima kasih kepada BI DIY.
“Alhamdulillah, beberapa waktu ini kejar tayang terus, dapat pekerjaan dari Bank Indonesia, dapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Senang juga malamnya Mas Ihsan baru, dari sawit, sangat enak di pernafasan dan tidak buat sesak nafas,” kata Usrek.
Ibu Usrek Mengerjakan Pesanan Bank Indonesia dengan Malam Sawit
Manajer BI DIY, Septiara Silvani menyampaikan apresiasi terhadap inovasi dan pemberdayaan perempuan yang dilakukan Smart Batik. Selain melibatkan perempuan dalam proses produksi batiknya, Smart Batik juga diketahui sebagai salah satu pioner industri batik halal di Indonesia. Smart Batik juga merupakan pioner dalam pengembangan malam (lilin) batik dari sawit yang dapat menjadi alternatif pengganti bahan parafin (minyak bumi) yang umumnya digunakan untuk produksi malam.
“Mas Ihsan dapat menjadi contoh yang baik untuk generasi muda. Dengan Smart Batiknya, mampu membuka lapangan kerja untuk Ibu-Ibu di sekitarnya. Selain itu, inovasi juga terus dilakukan, bukan hanya variasi motif, melainkan juga materialnya, seperti malam dari sawit yang lebih ramah lingkungan. Kami sangat mengapresiasi dan tentunya kami akan terus mendorong UMKM-UMKM Mitra kami agar semakin berkembang,” kata Septiara.
Sejalan dengan hal tersebut, konsultan UMKM BI DIY, Helmi Syaifulloh juga menyampaikan apresiasi dan harapan agar Smart Batik semakin berkembang.
“Kami terus mendorong UMKM mitra dan binaan untuk mencari keunikan yang akan menjadi value bisnis mereka. Smart Batik telah menunjukkan bahwa mereka memiliki value tersendiri dengan material malam sawitnya. Tentunya hal ini sangat baik dan dapat mewarnai industri batik di Indonesia. Selain itu, konsep keterlibatan masyarakat khususnya Ibu-Ibu juga memberikan poin tersendiri. Kami berharap, nantinya jangkauan pasar Smart Batik semakin luas, sehingga dampak yang dapat diberikan kepada masyarakat semakin besar,” ungkap Helmi.