Rusia, reportasenews.com: Moskow mengharapkan permintaan maaf dari Fox News setelah pembawa acara Bill O’Reilly mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin seorang “pembunuh.” Istilah kontroversial itu digunakan untuk mempertanyakan niat Donald Trump untuk bekerja lebih erat dengan Rusia.
“Kami menganggap kata-kata pembawa acara di Fox News tidak dapat diterima dan menghina,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Senin. “Kami akan menuntut permintaan maaf kepada presiden Rusia dari stasiun TV yang ‘terhormat’ seperti mereka itu.”
O’Reilly memberi label Putin sebagai “pembunuh” selama wawancara dengan Presiden AS Donald Trump, di mana mereka membahas berbagai pernyataan partai Republik pada kesediaannya untuk bekerja sama dengan Rusia untuk bersama-sama menangani masalah seperti terorisme.
Trump mengabaikan komentar, mengatakan: “Ada banyak pembunuh. Kami punya banyak pembunuh. Apa, menurut Anda negara kita begitu polos?”
Trump tidak menyebutkan nama pejabat AS tertentu atau pejabat diantara sekutu Washington yang layak dikatakan sebagai pembunuh, tetapi disebutkan invasi AS ke Irak pada tahun 2003 sebagai contoh mengapa ia tidak menganggap Amerika tidak bersalah, mengatakan bahwa “banyak orang tewas” di sana.
Pernyataan presiden AS memicu kemarahan di kalangan banyak tokoh dalam pembentukan Amerika, yang telah mengkritiknya karena tampaknya menempatkan AS tabiat yang sama dengan Rusia.
Protesnya sebuah negara seperti Rusia kepada media termasuk kasus jarang. Pemberitaan mengenai Rusia kerap jelek dimata media AS, dan dimasa silam tidak ada protes apapun. Namun kali ini berbeda, ketika media TV terkenal di AS menyerang pribadi seorang Presiden negara lain (HSG/ RT)