PONTIANAK, REPORTASE – Satu individu primata, Kukang (Nycticebus coucang) kembali disita Balai Konservasi Sumber Daya alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Rabu (30/11).
Primata imut dan hanya aktif di malam hari ini diperkirakan masih remaja dengan kelamin betina. Satwa langka dan dilindungi diperoleh Heri, seorang pegawai negeri Sipil Kabupaten Kapuas Hulu.
Menurut pengakuan Heri, satwa diberi dari warga waktu bertugas ke daerah guna diserahkan ke KSDA Resot Putussibau.
“Saat ini, satwa telah diamankan di kandang Transit KSDA Resot Putussibau – Balai KSDA Kalimantan Barat untuk selanjutnya rencana akan dititiprawatkan dan direhabilitasi di Yayasan Kobus, Sintang,†kata kepala BKSDA Kalbar, Ir. Sustyo Iriono.
Sustyo menjelaskan untuk jenis satwa Kukang, selama ini merupakan satwa favorit peliharaan warga karena geraknya yang lambat dan satwanya yang pemalu.
“ Ini merupakan penyerahan secara sukarela dari masyarakat yg ke – 22 kalinya untuk jenis yang sama kepada BKSDA Kalimantan Barat selama kurun waktu tahun 2016 sampai dengan hari ini,†ujarnya.
Sustyo mengatakan dengan adanya penyerahan secara sukarela ini, mengindikasikan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian satwa di habitat alamnya, serta pertimbangan animal welfare atau tercatat ada beberapa jenis satwa lain yg dilindungi yg juga diserahkan secara sukarela.
Dan sekaligus mencerminkan hasil dari upaya kegiatan konservasi, baik secara preventif – persuasif (Patroli, Sosialiasi – Penyuluhan) maupun represif (Penegakan Hukum) yg selama ini terus dilakukan.
Sementara pada Selasa (29/ 11) BKSDA Kalimantan Barat juga telah dilepasliarkan 3 ekor Kucing Hutan (Felis sp.), hasil pengamanan Team Anti Wildlife Crime (TAWC) SPORC BPPH – LHK Seksi III Pontianak dan Tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan TSL BKSDA Kalimantan Barat.
Selain itu, dilepasliarkan 3 ekor Ular Dipong (Python curtus), hasil pengamanan Petugas Pengawasan Tertib Peredaran TSL Pos Bandar Udara Supadio Pontianak – BKSDA Kalimantan Barat.
“Pelepasan satwa liar ini untuk menjaga satwa ini tetap hidup kembali di habitatnya dan menambah keanekaragaman hayati di sekitar kawasan Cagar alam Raya Pasi Kota Singkawang,†pungkasnya. (Ds)