Kuwait, reportasenews.com – Kuwait telah memberikan ultimatum kepada duta besar Korea Utara dalam sebulan untuk meninggalkan negara Teluk tersebut dan akan menurunkan perwakilan diplomatiknya dengan Pyongyang, seorang diplomat senior Kuwait mengatakan kepada AFP, Ahad.
Perlu dicatat, Kuwait adalah sekutu erat AS. Dimasa lalu, Irak sempat menyerbu Kuwait karena negara ini kerap menjual minyak melebihi kuota yang disepakati sesama negara penghasil minyak bumi dan inilah yang membuat harga minyak sering terjun bebas. Kuwait melakukan itu karena takluk pada kemauan AS.
Emir Kuwait pada masa lalu lalu merengek minta bantuan AS untuk mengusir Irak dari sana. Dan AS mengulurkan bantuan untuk mengusir pasukan Saddam Husein. Sejak itu Kuwait berada dalam kaki tangan AS akibat hutang budi perang. Kini menyikapi perseteruan Kim Jon Un dan AS, maka Kuwait kembali berpihak pada kepentingan AS.
Kehadiran diplomat Korea Utara di emirat juga akan dikurangi menjadi setingkat kuasa usaha dan tiga diplomat, kata sumber tersebut kepada AFP, yang meminta namanya dirahasiakan.
Langkah-langkah tersebut mengikuti kunjungan kurang dari dua minggu yang lalu oleh Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah ke Washington.
Sumber tersebut mengatakan Kuwait tidak akan memperbarui izin yang diberikan kepada pekerja Korea Utara untuk masuk kembali ke negara tersebut setelah proyek yang sedang mereka kerjakan selesai “dalam satu atau dua tahun”.
Ada antara 2.000 dan 2.500 pekerja Korea Utara di Kuwait, dan ribuan lainnya diyakini bekerja di negara-negara Teluk lainnya.
Kuwait juga telah memutuskan untuk berhenti mengeluarkan visa ke Korea Utara dan menangguhkan semua hubungan perdagangan dan hubungan penerbangan dengan Pyongyang.
Sumber diplomatik Asia mengatakan kepada AFP bahwa Korea Selatan dan Jepang telah menekan negara-negara Teluk untuk berhenti mempekerjakan pekerja Korea Utara karena uang yang mereka kirim ke rumah menguntungkan rezim tersebut.
Pada hari Jumat, Korea Utara menembakkan sebuah rudal balistik ke Jepang dan Pasifik, menanggapi sanksi baru PBB dengan apa yang tampaknya merupakan penerbangan rudal terjauh di tengah ketegangan tinggi mengenai program senjatanya.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk uji coba rudal tersebut, dan mengatakan perundingan mengenai krisis akan diadakan di sela-sela pertemuan Majelis Umum minggu depan.
Presiden AS Donald Trump dan rekannya dari Korea Selatan Moon Jae-In telah menjanjikan “tekanan kuat” pada Pyongyang, Seoul mengatakan pada hari Minggu, setelah Korea Utara menentang sanksi baru yang keras dengan pengujian tersebut dan mengatakan bahwa mereka ingin mencocokkan kekuatan nuklir Amerika. (Hsg)