Menu

Mode Gelap

Internasional · 25 Okt 2016 10:07 WIB ·

Lampu Botol Plastik Tenaga Matahari Untuk Perumahan Kumuh


					Botol Plastik Bekas Limbah Dipasang Diatap Rumah/ Permaculture Perbesar

Botol Plastik Bekas Limbah Dipasang Diatap Rumah/ Permaculture

REPORTASE: Salah satu problema akut diperkotaan padat adalah muncul wilayah kumuh dimana terpusatnya penduduk miskin yang hidup diantara himpitan gang sempit dirumah petak yang sangat kecil. Begitu kecilnya rumah petak ini sehingga hanya tersedia pintu saja tapi tanpa jendela memadai. Udara didalam ruangan gelap dan pengap

Rumah kumuh ini biasanya sangat gelap didalam ruangan, akibat jarak antara satu rumah dan lainnya memang mepet. Satu satunya cara untuk membuat penerangan memadai, mereka harus menyalakan lampu neon atau bohlam pijar, agar ruangan jangn terlalu gelap, dan ini beban biaya listrik buat keluarga miskin.

Mengatasi solusi ruangan yang gelap ini, salah satu warga miskin di Brazil, Alfredo Moser, menciptakan penerangan sederhana dari sinar matahari. Dia memakai tumpukan botol bekas ditempat sampah untuk menyalurkan sinar matahari kedalam ruangan. Botol itu diisi oleh air bening, lalu dicampurkan secukupnya obat kimia pemutih tekstil, tutup rapat botolnya dengan lem penyekat. Gunanya bahan obat pemutih pakaian itu agar air didalam botol tidak ditumbuhi oleh lumut dan algae selama bertahun-tahun.

Langkah selanjutnya atap seng diatas rumah dibolongi seukuran botol terebut, masukan kedalam dudukan lubang, dan berilah lem penyekat anti air seukupnya. Hasilnya luarbiasa, ruangan didalam rumah langsung terang benderang karena sinar matahari berpendar sempurna seperti layaknya sebaran sinar merata dari lampu neon. Jika diukur, kekuatan sinarnya per botol diperkirakan setara lampu 60 watt.

Langkah Alfredo Moser langsung ditularkan kepada tetangganya. Dia memberi tahu cara menyiapkan botol sampai melubangi atap seng rumah penduduk dan memasangnya. Ide cerdas dia ini segera meluas kesemua perkampungan kumuh di Brazil dan menjadi cara untuk menghemat biaya listrik yang dirasakan cukup mahal bagi kaum miskin perkotaan (HSG/ permaculture)

 

[vc_row][vc_column][vc_video link=”https://youtu.be/owsZxIVc9DE”][/vc_column][/vc_row]

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Membedah Kontroversi Putusan Mahkamah Agung No. 1688 dan Pidato Presiden Prabowo

25 Februari 2025 - 07:45 WIB

Trending di Hukum