Menu

Mode Gelap

Internasional · 20 Sep 2017 08:00 WIB ·

Latihan Angkatan Laut China-Rusia Dimulai Didekat Korea Utara


					AL Cina menembakan rudal dari pakal laut mereka Perbesar

AL Cina menembakan rudal dari pakal laut mereka

Korea, reportasenews.com – Cina dan Rusia telah memulai latihan angkatan laut bersama di perairan dekat perbatasan Rusia-Korea Utara, media setempat melaporkan. Sementara itu, Korea Selatan dan AS juga melakukan latihan di Semenanjung Korea, untuk melakukan latihan pengeboman bersama.

Latihan yang dimulai pada hari Senin dari pelabuhan Vladivostok di tenggara Rusia, merupakan bagian kedua dari program Cina dan Rusia ‘Joint Sea-2017’ yang dimulai pada bulan Juni.

Latihan tersebut, yang mencakup penyelamatan kapal selam dan latihan anti-kapal selam, tidak terkait langsung dengan meningkatnya ketegangan di Korea Utara, kantor berita Xinhua melaporkan.

Latihan ini berlangsung di Laut Jepang dan untuk pertama kalinya, Laut Okhotsk.

Korea Selatan dan Amerika Serikat juga melakukan latihan militer di Semenanjung Korea pada hari Senin, melakukan latihan pengeboman yang melibatkan enam pesawat AS dan empat jet tempur Korea Selatan, menurut Song Young-moo, menteri pertahanan Korea Selatan.

Latihan gabungan yang diselenggarakan oleh Washington dan Seoul sekarang sedang dilakukan “dua sampai tiga kali dalam sebulan akhir-akhir ini”, katanya.

Ketegangan meningkat di Semenanjung Korea dalam beberapa pekan terakhir, menyusul uji coba nuklir keenam Korea Utara dan paling kuat sampai pada tanggal 3 September.

Dewan Keamanan PBB (DK PBB) memilih dengan suara bulat untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Korea Utara pekan lalu setelah sebuah pertemuan pada 11 September dalam menanggapi krisis tersebut.

Pyongyang telah mengklaim tindakan tersebut – termasuk larangan tekstil dan pembatasan pasokan minyak – akan mempercepat program senjata nuklir Korea Utara.

“Langkah yang meningkat dari AS dan pasukan vasalnya untuk menjatuhkan sanksi dan tekanan pada DPRK hanya akan meningkatkan langkah kita menuju penyelesaian akhir dari kekuatan nuklir negara,” sebuah pernyataan di media pemerintah Korea Utara mengatakan pada hari Senin, dengan menggunakan akronim untuk nama resmi negara tersebut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

Cina dan Rusia telah berulang kali menyerukan solusi damai untuk krisis tersebut.

Namun, Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, mengklaim bahwa DK PBB kini telah kehabisan pilihan dan telah memperingatkan masalah tersebut mungkin perlu diserahkan ke Pentagon.

“Kami telah kehabisan semua hal yang bisa kita lakukan di Dewan Keamanan pada saat ini … Kami mencoba setiap kemungkinan lain yang kami miliki, tapi ada banyak pilihan militer di atas meja,” katanya kepada CNN, Minggu .

Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, mengklaim Pyongyang membutuhkan program senjata nuklir untuk mencegah AS menyerang negara yang terisolasi tersebut.

AS dan Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara karena konflik Korea pada 1950-1953 berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan bukan sebuah perjanjian damai. (Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Tetapkan Pendi Cs Jadi Tersangka

16 Mei 2025 - 09:45 WIB

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

Trending di Nasional