BATANG, REPORTASE – Ratusan warga di Dukuh Rejosari Desa Pranten Kecamatan Bawang, terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, akibat pergerakan tanah bukit, yang mulai retak-retak.
Dari informasi yang diterima reportasenews.com, sebanyak 30 dari 166 kepala keluarga atau 150 Jiwa mengungsi, karena pemukiman warga ini, persis berada dibawah bukit yang retak.
Adanya ledakan dari bocornya gas pembangkit listrik tenaga panas bumi, membuat warga semakin ketakutan. Apalagi, letak pembangkit listrik tersebut, tidak jauh jaraknya dengan pemukiman, yakni diatas bukit Rejosari, masuk wilayah kabupaten Banjarnegara.
Menurut warga, pipa gas pembangkit listrik (milik PT Geo Dipa Energi yang berada di kawasan Dukuh Pawuhan Desa Dieng Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara) tersebut pernah meledak sebanyak dua kali yakni bulan Juli 2016 dan September 2016.
“Hingga saat ini pipa masih bocor. Apa karena ledakan ini, membuat tanah retak ya terkadang terjadi suara bising, seperti suara mesin heli yang mau mendarat,” Jelas Suwignyo (56) warga Dukuh Rejosari Desa Pranten.
Karena rasa kuatir inilah, menurut Suwigyo, warga mengungsi. Mereka takut bila retakan bertambah parah dan longsor mengenai pemukiman warga
“Untuk saat ini, yang mengungsi sekitar 30 KK, ke sanak famili yang aman. Karena pada Sabtu kemarin terjadi kebocoran gas pipa kembali, sebagian tanah menjadi retak. Kami khawatir terjadi longsor,” Katanya.
Menanggapi adanya keluhan warga, unsur Muspika bersama BPBD kabupaten Batang, langsung mengecek kondisi bukit yang dikatakan retak.
Camat Bawang Dwi Riyanto, bahkan sebelumnya telah memanggil pihak PT Geo Dipa Energi. “Kami telah melakukan koordinasi dengan PT Geo Dipa Energi. Dan memang benar terjadi kebocoran gas, yang belum tertangani. Namun, untuk penyebab keretakan tanah, belum dipastikan karena itu,” Jelas Dwi Riyanto.
Masih menurut Dwi Riyanto, pihaknya hanya mengetahui, dampak dari kebocoran gas ini, membuat tanaman pertanian warganya mati. “Itupun, menurut pihak PT Geo Dipa Energi, sudah dilakukan ganti rugi,” katanya.
Untuk keretakan tanah bukit yang mengancam pemukiman, pihaknya hari ini, Kamis (29/09/2016), akan mendatangkan petugas ESDM Propinsi Jawa Tengah untuk mengkajinya. (GD)