Menu

Mode Gelap

Daerah · 11 Okt 2017 18:29 WIB ·

Lestarikan Budaya Melayu, Pemkot Pontianak Gelar Festival Saprahan


					Festival-Saprahan-cara-melestarikan-tradisi-jamuan-tamu (foto:das) Perbesar

Festival-Saprahan-cara-melestarikan-tradisi-jamuan-tamu (foto:das)

Pontianak, reportasenews.com – Makan bersama atau dikenal saprahan dalam tradisi adat Melayu adalah bentuk menghormati tamu atau jamuan tamu tanpa memandang derajat, duduk bersama dalam membentukan ikatan kekeluargaan dan kebersamaan. Tradisi saprahan ini kembali digelar dalam Festival Saprahan se-Kota Pontianak.

“Festival Saprahan yang rutin digelar setiap menjelang Hari Jadi Kota Pontianak ini merupakan keempat kalinya,” kata  Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, saat membuka Festival Saprahan se-Kota Pontianak di Gedung Pontianak Convention Center, Rabu (11/10).

Bang Midji mengatakan, dalam saprahan ini mengandung filosofi yang sangat bagus untuk tatanan kehidupan di era globalisasi, di mana budaya-budaya luar yang tidak cocok dengan kondisi di negara ini bisa menjadi filter melalui budaya lokal seperti saprahan.

“Kenapa saprahan kita tonjolkan, karena dalam saprahan itu terkandung wujud nyata dari sikap yang harus diwujudkan oleh orang-orang melayu dalam menghormati tamu, tatanan rapi dalam penyajian makanan dan rasa. Cara penyajiannya itu wujud penghormatan kepada tamu yang ada,” jelasnya.

Melalui saprahan itu pula, lanjut Sutarmidji, juga sebagai implementasi dari marwah atau kehormatan orang melayu terhadap makanan-makanan yang harus diperlakukan sebagaimana mestinya.

Selain itu, dalam saprahan terkandung makna bagaimana seseorang bisa disiplin, saling menghargai, duduk bersila tanpa ada perbedaan antara satu dengan yang lain. “Kecuali kepala saprahan atau orang-orang tua yang disegani dan dihormati, tokoh masyarakat maupun para pejabat yang menjadi tamu dalam saprahan itu,” terangnya.

Bang Midji yang siap maju menjadi Gubernur Kalimatan Barat pada pilkada serentak 2018 ini menambahkan, hingga tahun kelima nanti  pihaknya masih terus mengupayakan untuk mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat, Pontianak khususnya, Kalbar dan Indonesia umumnya.

Saat ini, kata dia, saprahan menjadi salah satu dari tiga warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dua warisan budaya tak benda lainnya adalah Arakan Pengantin dan batik corak insang. (das)

 

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Tetapkan Pendi Cs Jadi Tersangka

16 Mei 2025 - 09:45 WIB

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Santuni Anak Yatim, LMK Cakung Juga Akan Adakan Jobfair dan Bina Anak Nakal di Jaktim

3 Mei 2025 - 19:51 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Trending di Hukum