Penulis: Iwan Ahmad Sudirwan – Mantan Producer/Penyiar BBC World Service, London
Zlatan Ibrahimovic Menaklukkan Inggris
Kedatangan Zlatan Ibrahimovic di Premier League pada awal musim kompetisi 2016-2017, kita tahu, disambut cibiran sebagian besar publik bola Inggris karena keputusannya itu, menurut mereka, lebih disebabkan ego dirinya.
Mereka bilang Ibrahimovic sudah berusia 35 tahun, terbilang uzur untuk bertarung sebagai striker di Liga Primer yang mengandalkan physical game.
Saat meninggalkan Paris Saint Germain, menuju Manchester United pada pertengahan 2016 lalu, Ibra melukiskan kedatangannya pada 2012 dan kepergiannya dari klub kota Paris itu dengan ungkapan “came like a king, left like a legendâ€, sesuatu yang memaksa orang-orang mengernyitkan dahi.
Kita pun paham bahwa Ibrahimovic bergabung dengan Manchester United karena, katanya, dia ingin bermain lagi di bawah arahan Coach Jose Mourinho pelatih yang memimpin Inter Milan meraih sukses besar di Liga Serie A Italia saat Ibra bermain di klub tersebut.
Sekarang, semua orang termasuk mereka yang mencibir dulu dipaksa menarik ucapan mereka. Ibra membungkam semua mulut pengeritiknya dengan performa hebat. Bahkan, Coach Jose Mourinho yang terkenal nyinyir sekalipun menyebut Ibra superman.
Kompetisi baru berlangsung separuh jalan, tapi Ibra telah memberi bukti! Dia mempertontonkan kepada publik Inggris berbagai jurus untuk mencetak gol dan membawa Manchester United ke papan atas, tepatnya di peringkat enam.
Memang Manchester United belum masuk lima besar namun, menimbang start labil Man U di sepuluh pekan awal Liga Primer, hasil ini layak disebut fantastis.
Tapi, bagaimanapun, fenomena sesungguhnya dari pencapaian Manchester United adalah sosok yang bernama Zlatan Ibrahimovic!
Memainkan 19 pertandingan, mencetak 13 gol (urutan kedua dalam daftar topscorer sementara), membuat sejumlah assist dan, above all, Ibra memimpin dan mengajari kembali para pemain Manchester United cara memainkan sepakbola yang menghasilkan kemenangan!