Di Tengah Partai-partai Keras, “the London Derby” Paling Panas
Ya, sepuluh pertandingan pada pekan ke-13 Liga Primer pada hari Sabtu dan Minggu ini, termasuk partai yang mempertemukan Chelsea dan Tottenham Hotspur di Stadion Stamford Bridge, akan berlangsung keras dan sengit. Inilah London derby! Inilah partai yang paling banyak menyita perhatian.
Chelsea mungkin lebih diunggulkan. Klub asuhan Antonio Conte, allenatore asal Italia, kini memuncaki klasemen lewat performa mengesankan, mencatat kemenangan beruntun dalam enam partai terakhir dan tanpa kebobolan. Klub asal London bagian barat ini, kawasan elit di ibukota Inggris, sudah meraup 28 poin. Produktivitas Chelsea juga luar biasa, sudah 27 kali menjebol gawang lawan dan kebobolan hanya 9 gol. Strikernya, Diego Costa, tampil ganas dengan torehan sepuluh gol dan nangkring di puncak daftar top scorer Liga Primer.
Kunci sukses the Blues hingga pekan ke-12 lalu tak lain keputusan Antonio Conte untuk mengubah sistim permainan Chelsea berdasarkan pola 3-4-3. Setelah sulit menang di awal musim, bahkan sempat menyerah 0-3 pada Arsenal, asuhan Conte tak pernah berhenti meraih hasil positif begitu mereka mulai memakai sistim 3-4-3!
Kepada BBC Sport, awal pekan ini, Conte mengakui absennya Chelsea dari pentas Eropa telah membantu skuadnya menemukan dan memantapkan sistim baru yang pas. “Sesudah perubahan sistim kami jadi memiliki lebih banyak keseimbangan. Penting sekali kami terus bekerja. Saya lihat para pemain sangat bahagia,†kata Conte. Dia juga sangat sadar timnya memiliki catatan yang lebih unggul dibanding Spurs.
Namun, statistik tak selalu identik dengan hasil ciamik!
Ini partai derby, kontra Tottenham Hotspur pula lagi. Kalau menyoroti statistik belaka maka Spurs dipastikan (lagi!) bakal merana. Mengapa? Spurs tak pernah lagi bisa mengalahkan Chelsea di Stamford Bridge sejak tahun 1990. Itu terjadi pada periode keemasan Spurs yang dimotori striker tajam Gary Lineker, salah satu legenda Inggris, dengan kreator lapangan tengah si jenius Paul Gascoigne. Sebaliknya, pada masa itu, Chelsea belum menjelma menjadi klub tangguh.
Tottenham Hotspur dipastikan datang menyambangi Stamford Bridge berbekal dendam membara, sekaligus tekad untuk menjaga kehormatan mereka. Klub asal London bagian utara ini juga sedang terluka karena mereka baru tersingkir dari kancah Liga Champions. Asuhan coach Mauricio Pochettino ini boleh jadi masih kelelahan, tetapi sebuah partai derby yang sarat gengsi biasanya selalu bisa memompa energi dan melecut semangat para pemain.
Secara teknis, Harry Kane dan rekan-rekannya tak kalah dibanding Eden Hazard cs. Untuk mencetak gol ke gawang lawan yang punya pertahanan solid, Spurs akan menempatkan Delle Alli untuk mendukung Harry Kane. Supply bola untuk mereka diharapkan datang dari barisan gelandang serang agresif yang dimotori Moussa Dembele dan Christian Eriksen serta Victor Wanyama yang akan berperan sebagai defensive midfielder yang juga siap mendukung serangan.