The Reds vs The Blues, Laga Bernilai Juara
Here we go…The Premier League now returns…
Penulis : Iwan Ahmad Sudirwan – Mantan Producer/Penyiar BBC World Service, London
Publik sepakbola Inggris kembali menyoroti Liga Primer usai pergelaran laga-laga pada ajang Piala Liga dan Piala FA yang menghadirkan banyak kejutan sepanjang pekan lalu hingga Minggu kemarin.
Ya, Liga Primer berlanjut kembali dan, tak mustahil, akan menghadirkan kejutan-kejutan pula.
Lupakan dulu hasil-hasil kejuaraan domestik sepanjang pekan lalu. Tepikan pula soal peringkat klasemen dan statistik!
Sambutlah laga terpanas pada pekan ke-23: Liverpool kontra Chelsea pada hari Selasa ini, 31 Januari 2017, di Stadion Anfield!
The Reds versus The Blues adalah pertarungan kelas berat yang, sangat boleh jadi, akan tercatat sebagai salah satu partai terbesar dan menentukan dalam musim kompetisi ini.

Iwan Ahmad Sudirwan – Mantan Producer/Penyiar BBC World Service, London
Chelsea tengah memimpin klasemen sedangkan Liverpool bersama Arsenal dan Tottenham Hotspur dan Manchester City, serta Manchester United, kini merupakan penantang utama dalam pacuan menuju gelar juara Liga Primer musim kompetisi 2016-2017.
The Blues dan The Reds memang dipisahkan jarak sepuluh poin. Chelsea mengumpulkan 55 poin sementara Liverpool 45 poin, setelah pasukan Coach Antonio Conte itu menang 2-0 atas Hull City di partai pekan ke-22.
Liverpool? Skuat asuhan Coach Juergen Klopp itu justru tengah mengalami downturn, menurun drastis, bahkan dibayangi kejatuhan moril yang akut. Pada pekan ke-22 lalu Liverpool flopped, gagal banget, dipermalukan tamunya Swansea City 3-2.
Hanya dalam hitungan tiga hari setelah itu Liverpool kalah lagi, kali ini dalam leg 2 semifinal Piala Liga atau EFL. Kembali, di kandang sendiri, Liverpool dipermalukan Southampton 1-0.
Terbaru, Liverpool lagi-lagi kalah di Anfield,, disingkirkan oleh Wolves dalam babak ke-4 Piala FA pada hari Minggu kemarin. Wolves, tim dari Divisi Championship memukul Liverpool 2-1.
Liverpool yang sempat jadi salah satu tim favorit mendadak hancur. Tersingkir di dua kejuaraan, Piala Liga dan Piala FA, dan tercecer pula di posisi ke-4 pada klasemen Liga Primer.
Maka, laga Liverpool versus Chelsea pada Selasa ini merupakan a key match!
Inilah partai penentu dalam persaingan menuju gelar terhormat di akhir musim nanti bahkan, dalam konteks kekinian, laga ini berlangsung pada timing dan momentum paling crucial!
Kemenangan bagi tim asuhan Conte akan kian menegaskan kesiapan Chelsea untuk merengkuh trofi juara, bahkan skuat Conte bisa melenggang sendirian – sesuatu yang tak mau dilihat oleh tim elit manapun di Liga Primer – hingga akhir kompetisi.
Sebaliknya, jika Liverpool sukses melibas Chelsea maka itu berguna dalam upaya pemulihan nama baik dan harga diri The Reds. Kemenangan Liverpool atas Chelsea tak hanya akan membangkitkan kembali asa dan ambisi Liverpool untuk masuk zona Liga Champions tapi juga bermakna membuat persaingan menuju juara Liga Primer kembali terbuka.
Pertanyaannya, mampukah Liverpool?
Klopp Dalam Bayangan Flop
Obviously, jelas sekali, partai Liverpool menjamu Chelsea ini sungguh penting dan sarat gengsi!
Lebih dari sekedar perolehan poin, inilah laga yang mempertaruhkan reputasi masing-masing manager, terutama Coach Juergen Klopp. Bagi Conte sendiri, jelas, sangat tak pantas jika pasukannya harus kalah di kandang The Reds.
Sementara, bagi Juergen Klopp, kemenangan atas skuat Conte tak bisa ditawar-tawar lagi. Klopp wajib menebus hasil buruk yang memalukan sepanjang Januari 2017, dan inilah momen paling pas untuk memulihkan reputasi dirinya di mata para supporter The Reds di Anfield.
“Pertandingan ini adalah kesempatan terakhir bagi Liverpool dan Klopp untuk menyelamatkan diri, dan harapan, mereka dari kehancuran dalam sebulan”, kata Phil McNulty, penulis sepakbola senior di BBC Sport.
Tiga kali kalah beruntun di kandang sendiri dalam waktu sepekan jelas merupakan pukulan telak bagi Liverpool. Itu ibarat heavy blow bagi Klopp.
Mendadak, Klopp benar-benar dibayangi potensi flop – kegagalan total!
Petualangan di kancah turnamen Piala Liga dan Piala FA telah berakhir, bahkan lewat cara yang memalukan. Semua berlalu di kandang sendiri.
Usai dipermak Wolves di kancah Piala FA, Klopp mengakui bahwa Liverpool bermain buruk, sangat buruk hampir di setiap lini. Dia pun telah meminta maaf kepada pendukung The Reds.
“Saya bertanggungjawab atas hasil ini, dan saya meminta maaf”, ungkap Klopp secara terbuka.
Masalahnya, jika kalah lagi dalam laga versus Chelsea nanti, maka jarak poin yang memisahkan The Reds dengan The Blues di klasemen Liga Primer akan makin melebar, menjadi 13 poin!
Dan, itu berarti, mustahil bagi Liverpool untuk mengejar mimpi juara. Padahal Liga Primer kini menjadi satu-satunya harapan Liverpool untuk meraih silverware, trofi juara, dalam musim ini karena The Reds telah tersingkir di dua turnamen.
Tapi, setidaknya – seperti dikatakan kebanyakan pundit sepakbola Inggris, musim ini masih bisa diselamatkan oleh Klopp hanya jika Liverpool lolos ke Liga Champions nanti. Dan, itu harus dimulai dengan kemenangan atas Chelsea.
Hanya saja, Klopp harus memastikan skuatnya akan tampil berbeda, lebih solid, tak lagi boros membuang peluang dan, yang terpenting, berhasil menang.
Skuat Klopp Pede Hantam Skuat Conte?
Apa dan bagaimana rencana Klopp untuk mewujudkan kemenangan atas Chelsea?
Jawabannya adalah dua aspek: teknis strategis dan pemulihan psikologis!
Sepanjang menyangkut hal-hal teknis dan semua yang bersifat strategis tentu Klopp telah menyiapkan rencana-rencananya dengan teliti dan matang.
Nah, Klopp justru telah memperlihatkan kejeliannya dalam satu hal yang terkait psikologi pemain. Pekan lalu, atas desakan Klopp, Liverpool memperbaharui kontrak Philippe Countinho yang baru pulih dari cedera.
Playmaker andalan asal Brasil itu telah resmi diikat kontrak baru yang akan memastikan dirinya bertahan di Anfield hingga tahun 2022, tentu dengan nilai gaji yang meningkat pesat.
Keputusan ini sekaligus menutup pintu bagi banyak klub Eropa termasuk Inter Milan yang sempat ngebet mengontrak sang pemain.
Countinho adalah elemen penting, mungkin yang terpenting saat ini bagi Liverpool. Klopp pun sangat paham bahwa andalannya itu harus dibuat tenang dan nyaman. Bila Countinho merasa nyaman dan tenang maka dia akan bermain maksimal, dan, dengan begitu dia akan membuat The Reds menang!
Setidaknya itulah harapan Klopp dan Liverpool.
Agaknya tak cuma faktor Countinho yang bikin Klopp confident bahwa The Reds bakal menaklukkan The Blues.
Klopp diperkirakan dapat menurunkan skuat lengkap termasuk bek tengah Joel Matip yang tak dimainkan dalam beberapa partai karena ancaman sanksi dari FIFA akibat tak mau membela Kamerun di ajang Piala Afrika.
Satu lagi alasan optimisme Klopp, penyerang andalan Sadio Mane segera kembali memperkuat Liverpool usai membela Senegal pada Piala Afrika. Ini menyusul tersingkirnya Senegal di ajang tersebut setelah ditundukkan Kamerun dalam adu pinalti, pada hari yang sama saat Liverpool dipermalukan Wolves.
Tapi, akankah Mane bisa dimainkan dalam laga kontra Chelsea? Tergantung kondisi fisik dan mentalnya. Sadio Mane baru saja bermain habis-habisan di Piala Afrika, dan dia juga gagal mengeksekusi penalti yang, semestinya, bisa memenangkan Senegal atas Kamerun.
Kehadiran Mane kembali di Anfield saja diyakini akan menjadi moral boost yang luar biasa bagi rekan-rekannya. Tapi, untuk sementara, Mane diragukan akan cukup fit untuk bermain dalam laga kontra Chelsea. Oleh karenanya, Klopp mesti menyiapkan strategi, taktik dan gameplan paling efektif tanpa Mane.
Padahal semua menjadi jelas sekarang bahwa, tanpa Mane, Liverpool punya masalah besar untuk membobol gawang lawan.
Betul bahwa Liverpool punya Adam Lallana, Philippe Countinho dan Roberto Firmino serta Divock Origi dan Daniel Sturridge di barisan depan.
Namun terbukti bahwa mereka semua tidak efektif dalam menyelesaikan peluang. Finishing mereka sangat buruk, dan fakta ini diakui sendiri oleh Klopp.
Chelsea Under Siege
Laga Liverpool kontra Chelsea seyogianya baru sekedar appetizer alias sajian pembuka dalam periode beberapa pekan ke depan yang bakal diarungi Chelsea.
Ini merupakan periode dimana skuat asuhan Antonio Conte itu harus menghadapi lawan-lawan tangguh yang siap menjegal langkah The Blues.
Empat hari setelah partai berat lawan Liverpool, yaitu pada pekan ke-24, Chelsea akan meladeni tamu sekota, Arsenal.
Ini London Derby yang diprediksi oleh para pundit tak akan mudah bagi Chelsea, walaupun sejarah mencatat bahwa, di Stamford Bridge, The Blues lebih sering menang dalam laga kontra The Gunners.
Apalagi kalau Chelsea tersandung di Anfield pada pekan ke-23 hari Selasa ini, maka jelas tekanan akan berada di kubu Chelsea. Terlebih lagi bila Arsenal meraih hasil positif saat menjamu Watford juga pada Selasa ini.
The Gunners sejatinya kini layak diwaspadai.
Skuat asuhan Coach Arsene Wenger ini tak hanya menang besar 5-0 atas Southampton di babak ke-4 Piala FA, Minggu kemarin, melainkan juga tengah mengawali ascending curve yang baru.
Ya, Mesut Oezil dan kawan-kawan baru memulai kurva menanjak lagi sebagaimana terlihat dari hasil-hasil positif mereka belakangan ini selain, fakta, bahwa sejumlah pemain pilar mereka telah pulih dari absen panjang akibat cedera seperti striker Danny Welbeck yang mencetak dua gol ke gawang Southampton.
Intinya, pasukan Wenger kini tengah dalam penampilan top form, dan para andalannya pun termasuk Alexis Sanchez, Mesut Oezil dan Theo Walcott serta para Gunners lainnya sedang on fire, siap membidik gawang setiap lawan.
Coach Antonio Conte pastilah menyadari situasi ini dan kemungkinan-kemungkinan yang bakal tersaji pada pekan-pekan mendatang, saat Chelsea menghadapi banyak lawan tangguh termasuk Manchester City dan Manchester United.
Namun, sebelumnya, atau pada pekan ke-25, Chelsea harus bertandang dulu ke kandang Burnley. Lagi-lagi, ini partai yang berpotensi jadi masalah bagi The Blues.
Jadi, lawan-lawan telah bersiap menghadang The Blues yang, agaknya, tak mereka relakan untuk melaju sendirian di klasemen.
Bisa juga dikatakan bahwa klub-klub kompetitor, terutama tim-tim dalam big six seolah bersepakat untuk mengepung Chelsea.. Now, Chelsea is under siege.
Dimulai dengan laga Liverpool versus Chelsea pada pekan ke-23 ini, maka aksi itupun dilakukan.. Rame-rame mengeroyok Conte…