Oleh Iwan Sudirwan
Reportasenews.com: Laga-laga Maraton Mulai Boxing Day: Entertainment!
English Premier League is clearly the most prominent and the toughest league in the world. But, it’s also the ‘craziest’ one! Begitu kata banyak orang, termasuk kolega lama penulis di Inggris.
Bertanding dan bertanding, itulah yang berlangsung di Liga Primer Inggris tak peduli pada saat seluruh liga lain di dunia dan masyarakat dunia tengah berlibur antara masa perayaan Natal dan Tahun Baru! Banyak kalangan di Eropa menyebut hal ini sebuah kegilaan.
Tapi, begitulah tradisi sepakbola Inggris yang kini telah menjadi budaya dan…entertainment! Apapun keluhan yang muncul, tak peduli itu dari para coach maupun klub, agenda liga tetap berjalan terus. Business as usual.
Dan, sepanjang periode tersebut, tersajilah partai-partai menentukan bagi banyak klub elit kecuali bagi Chelsea.
Pada Boxing Day, 26 Desember 2016, yang menandai pekan ke-18, pemimpin klasemen Chelsea menjamu Bournemouth, Arsenal kedatangan West Brom Albion dan Manchester United ditantang Sunderland.
Khusus bagi Chelsea, yang telah mengantongi total 43 poin, apapun hasil partai lawan Bournemouth tak akan mempengaruhi posisi klub asal London itu sebagai pemuncak klasemen sementara dan juara paruh kompetisi.
Peringkat tiga Manchester City akan bertanding di kandang Hull pada 27 Desember 2016, sementara peringkat dua klasemen Liverpool akan menjamu Stoke City keesokan harinya.
Sehari kemudian, peringkat lima Tottenham Hotspur dijadwalkan melawat ke Southampton. Bagi Liverpool, Man City, Arsenal dan Spurs, hasil-hasil pertandingan pekan ke-18 ini jelas sangat menentukan terkait posisi di klasemen.
Dipastikan mereka akan memaksimalkan peluang untuk meraih tiga poin guna mengamankan posisi yang setinggi mungkin di klasemen sekaligus tetap menjaga jarak dengan Chelsea.
Sedangkan, khusus Manchester United, kemenangan atas tamunya Sunderland akan berarti tiga poin krusial yang bakal membawa Man U memiliki total poin 33, sama dengan Tottenham Hotspur yang baru bertanding tiga hari kemudian. Tekanan besar bagi Spurs.
Manchester United Menatap Liga Champions
Untuk pertama kalinya dalam musim kompetisi tahun ini, Manchester United tampil percaya diri dan mulai berani sesumbar bahwa sekarang mereka mengincar zona Liga Champions!
Itu berarti peringatan serius terhadap mereka yang berada di papan atas Liga Primer terutama Tottenham Hotspur.
Jika Manchester United menang atas Sunderland di Old Trafford, apalagi dengan skor yang meyakinkan, jelas Spurs akan gugup saat datang ke kandang Southampton, pada 28 Desember, karena terbebani kewajiban menang atas tuan rumah.
Itulah mengapa kemenangan menjadi sangat penting bagi Manchester United kali ini. Apalagi grafik performa Man U tengah menanjak, menang berturut-turut dalam tiga partai terakhir.
Bisa diperdebatkan, namun titik balik kinerja Coach Jose Mourinho sebenarnya adalah keberhasilan Man U menang 2-1 atas tuan rumah Crystal Palace pada pekan ke-16 lalu.
Partai itu sekaligus menjadi panggung kehebatan Zlatan Ibrahimovic yang mencetak satu gol. Lantas, dalam laga kontra West Brom pada pekan ke-17, Ibra mencetak dua gol lagi, membuat raihan total golnya pada musim ini menjadi 16 gol, sebelas gol diantaranya diciptakan di liga.
Mungkin catatan ini tak sedahsyat jumlah golnya di Liga Prancis, tapi tetap cukup hebat untuk ukuran striker berusia 35 tahun dan bermain di musim pertamanya di Liga Primer yang terkenal keras dan mengandalkan physical game.
Satu hal yang pasti, Manchester United sangat membutuhkan Ibra!
Tak hanya jadi andalan untuk menciptakan gol, Ibra secara pasti telah menjadi panutan dan referensi para pemain Man U khususnya pemain-pemain muda.
Naturally, Ibrahimovic secara alamiah menjadi sosok berpengaruh di dalam timnya. Dan, dia sangat menikmati semua ini. Ibra sendiri biasanya akan bermain lebih baik jika dia menikmati permainan sepakbolanya. Lalu, kalau dia bermain lebih baik maka biasanya dia akan mencetak lebih banyak gol lagi.
Itulah yang diharapkan oleh pihak klub, begitu pula asa fans mereka. Gol-gol berikut dari Ibra sangat mereka dambakan untuk membawa Manchester United merangsek ke papan atas yang berarti masuk zona Liga Champions.
Poin Bagi Liverpool Agar Tak Terpukul
Partai lawan Stoke City, di Anfield pada Rabu depan, menjadi laga yang mesti dimenangkan Liverpool kalau nantinya tak mau terpukul!
Ya, Liverpool sangat membutuhkan poin maksimal dari partai ini karena mereka menghadapi partai-partai keras dan jadwal padat yang tak menguntungkan hingga pekan depan.
Usai meladeni Stoke, tim asuhan Jurgen Klopp harus menghadapi Manchester City tiga hari kemudian atau pada malam Tahun Baru!
Istirahat sehari, lalu pada tanggal 2 Januari 2017 Liverpool harus bertandang ke Sunderland yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi. Coach Jurgen Klopp sempat mengeluhkan jadwal ini, terutama jeda antara laga versus Man City dan partai kontra Sunderland yang berjarak kurang dari 48 jam!
Liverpool tak punya pilihan, kecuali menang atas Stoke City. Tapi, Coach Jurgen Klopp harus putar otak memastikan formasi tepat, dan meramu strategi ampuh karena Liverpool butuh gol, atau mungkin banyak gol, dari para andalannya terutama Sadio Mane.
Mumpung pencetak gol terbanyak Liverpool itu belum absen karena akan membela negaranya, Senegal, di Piala Afrika, mulai awal Januari hingga menjelang akhir Februari 2017.
Liverpool menggantungkan asa untuk menang lewat gol-gol dari Sadio Mane, Roberto Firmino, Divock Origi atau Daniel Sturridge.
Para penyerang ini akan didukung kapten tim Jordan Henderson, Adam Lallana, dan Giorginio Wijnaldum atau, kemunginan, Emre Can yang mengisi lini tengah The Reds. Mereka semua punya kapasitas dan, kapabilitas, untuk mencetak gol-gol yang kini sangat dibutuhkan, lebih dari sebelumnya.
Cuma, Stoke City bukan lawan yang mudah dijinakkan. Asuhan Coach Mark Hughes ini terkenal sebagai tim yang sering menyulitkan klub-klub elit dengan permainan super lugas bahkan cenderung sangat keras. Terakhir, pada partai pekan ke-17, di kandang sendiri Stoke menahan Leicester City 2-2, bahkan hampir menang kalau saja Daniel Amartey tak mencetak gol bagi juara bertahan yang diasuh Coach Claudio Ranieri itu menjelang pertandingan berakhir.
Test fisik dan kualitas! Begitulah kira-kira gambaran untuk laga Liverpool kontra Stoke City. Para penyerang tuan rumah The Reds kali ini ditantang bek-bek tangguh Stoke yang biasa bermain tanpa kompromi, terutama duet center-back Ryan Shawcross dan Martins Indi.
Agaknya, diantara andalan di lini serang Liverpool hanya Sadio Mane dan Roberto Firmino yang memiliki kecepatan sekaligus nyali dan teknik yang bisa lebih diandalkan untuk mengatasi para bek Stoke City.
Tapi, Mane dan Firmino sekalipun tetap butuh dukungan dari lini tengah. Nah, apakah kali ini Jordan Henderson, Giorginio Wijnaldum atau pun Emre Can dan Adam Lallana dapat memastikan support itu?
Pertanyaan ini menjadi wajar karena mereka harus bertarung melawan para gelandang Stoke yang sangat mobile yakni Imbula, Bojan Krkic, Diouf dan Joe Allen. Khusus bagi Joe Allen, laga kontra Liverpool di stadion kebanggaan The Reds, Anfield, akan menjadi motivasi tersendiri.
Joe Allen adalah mantan gelandang Liverpool. Dia paham betul cara menahan The Reds di kandang mereka. Bisa jadi Stoke yang dimotori Joe Allen akan mampu memukul Liverpool yang berambisi menyaingi Chelsea untuk memuncaki kompetisi.
Arsenal Yakin Oezil Tetap Andal
Satu lagi pesaing Chelsea untuk gelar juara Liga Primer musim kompetisi 2016/17 ini, Arsenal, juga harus menghadapi jadwal padat.
Pada Boxing Day, Arsenal dijadwalkan menjamu West Bromwich Albion di Stadion Emirates, lalu istirahat lima hari sebelum menyambut kedatangan Crystal Palace pada awal tahun, 1 Januari 2017. Nah, hanya selang sehari, yaitu pada 3 Januari, Arsenal langsung bertandang ke Bournemouth.
West Brom memang dikandaskan Manchester United pada partai terakhir, dikalahkan oleh dua gol Zlatan Ibrahimovic. Namun, asuhan Coach Tony Pullis kali ini datang ke Stadion Emirates justru untuk melakukan pembuktian!
Mereka telah bermain sangat baik ketika melayani Man U. Setidaknya itulah ekspresi Coach Tony Pullis dalam menggambarkan kinerja para pemainnya. WBA berkeyakinan mereka dapat memukul Arsenal yang mulai gugup setelah mengalami dua kekalahan beruntun, dari Everton pada laga pekan ke-16 dan Manchester City pada pekan ke-17.
Tapi, The Gunners dan Coach Arsene Wenger melihatnya berbeda. Bagi mereka, laga versus WBA justru merupakan kesempatan paling pas untuk membungkam kritik, mengamankan poin maksimal, sekaligus bermakna jarak dengan tiga klub di atasnya tetap terjaga.
Arsenal punya tekad besar untuk memutuskan streak kekalahan yang sempat dialami. Para Gooners juga ingin menyaksikan andalan mereka, Mesut Oezil, yang tampil lackluster alias melempem dalam dua partai terdahulu yang berujung kekalahan dan memicu kritik luas.
Ya, usai Arsenal takluk 1-2 di kandang Manchester City pekan lalu, Oezil dikecam keras karena kinerja buruknya dan dituding lebih memikirkan masalah perpanjangan kontrak dengan Arsenal. Konon dia meminta kenaikan gaji yang sangat besar.
Oezil pasti marah. Tapi, satu-satunya cara bagi gelandang kreatif ini untuk membungkam kritik adalah tampil baik dalam laga lawan WBA, menciptakan peluang, assist, bahkan mencetak gol dan memenangkan Arsenal.
Oezil adalah pemain yang paling banyak mengkreasi peluang, bahkan terbanyak dalam kategori kombinasi gol plus assist di Liga Primer. Kombinasinya dengan Alexis Sanchez, belakangan lebih sering dimainkan sebagai penyerang tengah, sangat ditakuti lawan-lawan karena memberi jaminan gol bagi Arsenal sekaligus menjadi kebanggaan para Gooners berkat keindahan proses gol oleh keduanya.
Bila Mesut Oezil dan Alexis Sanchez kembali mampu berkombinasi apik, ditopang performa maksimal Theo Walcott dan Alex Oxlade-Chamberlain yang tak lagi angin-anginan, maka Arsenal pantas berharap meraih poin maksimal atas tamunya WBA.
Soton Mengancam Spurs
Laga lawan Southampton pada pekan ke-18 bisa jadi salah satu partai yang paling tricky, paling sulit bagi Tottenham Hotspur.
Gelandang andalan Spurs, Christian Eriksen, baru-baru ini berujar bahwa klubnya tetap berpeluang menjuarai Liga Primer. Pemain asal Denmark itu meyakini performa Spurs, seperti yang ditunjukkan saat hampir menahan imbang Chelsea pada The London Derby dua pekan lalu, sebagai bukti bahwa Spurs adalah penantang serius bagi siapapun yang ingin jadi juara.
Mungkin saja asuhan Coach Mauricio Pochettino dalam kondisi fisik dan psikologis yang baik menyusul kemenangan 2-1 atas Burnley pekan lalu. Boleh-boleh saja striker Harry Kane sedang top form, sebagaimana pula Eriksen, Eric Dier, Victor Wanyama, Delle Alli dan Moussa Dembele.
Spurs meyakinkan, tapi Soton pun sedang bagus dan menawan. Asuhan Coach Claude Puel ini juga punya catatan partai kandang yang lumayan bikin gentar lawan.
Belakangan permainan Soton kental dengan rasa percaya diri, self confidence, yang luar biasa tinggi. Tambah lagi suntikan moral besar buat Soton setelah penyerang Jay Rodriguez yang absen hampir dua tahun, akibat cedera lutut, kini telah pulih dan kembali bermain.
Jay Rodriguez pun langsung mencetak dua gol ke gawang Bournemouth untuk membantu Soton menang 3-1 di kandang lawan.
Namun, pemain paling berpotensi menyulitkan Spurs justru datang dari arah paling belakang kubu Soton. Sosok itu tak lain centreback merangkap kapten tim, Virgil van Dijk. Bek tengah asal Belanda yang jangkung dan tangguh ini telah menjelma menjadi benteng kokoh pertahanan Southampton sekaligus kreator awal serangan berbahaya timnya. Van Dijk pun mampu menjadi finisher yang efektif.
Soton masih memiliki potensi perusak permainan Spurs di lini tegah. Mereka adalah trio Jordi Clasie, Hojbjerg dan Steven Davis. Ketiganya bermain padu, sangat kompak dengan para bek dalam menutup celah, juga rajin dan cepat mendukung barisan penyerang yaitu Nathan Redmond, Dusan Tadic dan Jay Rodriguez.
Faktor tuan rumah diperkirakan akan membuat Southampton mampu menyulitkan Spurs, bahkan jika para bek sayap Soton berhasil meredam agresivitas Kyle Walker dan Danny Rose maka asuhan Coach Claude Puel sangat berpotensi membuat Spurs tersungkur..
Jadwal Padat : Ada Yang Mujur Dan Mungkin Tersungkur
Mungkin sudah ketentuan nasib. Yang pasti, Chelsea paling mujur diantara tim-tim elit terkait jadwal pertandingan selama periode sibuk mulai Boxing Day hingga pekan ke-2 Januari 2017.
Asuhan Coach Antonio Conte itu memiliki masa istirahat yang lebih panjang dari satu partai ke partai berikutnya. Faktanya, usai menjamu Bournemouth pada Boxing Day, The Blues baru bertanding lagi lima hari kemudian, melawan Stoke City pada malam tahun baru. Selanjutnya, 4 Januari, Chelsea bertandang ke kandang Tottenham Hotspur dalam The London Derby.
Bandingkan dengan para pesaing utamanya. Arsenal, misalnya, setelah meladeni Crystal Palace pada 1 Januari maka pada 3 Januari The Gunners harus bertandang ke markas Bournemouth.
Liverpool, seperti diulas di atas, akan menjamu Stoke City pada 27 Desember 2016, lantas pada malam tahun baru bertandang ke Manchester City, lalu bertanding lawan Sunderland pada 2 Januari 2017. Praktis hanya beristirahat satu hari!
Situasi yang sama dihadapi Manchester City. Asuhan Coach Pep Guardiola ini juga hanya punya satu hari off setelah menjamu Liverpool pada malam tahun baru. Karena, pada 2 Januari 2017 Manchester City bertanding lagi, kali ini menghadapi Burnley.
Pekan-pekan yang sangat hectic, sungguh jadwal padat yang bikin repot! Konsekwensinya, hanya beberapa klub saja, khususnya Chelsea, yang tersenyum karena mujur. Beberapa klub lain – bisa saja Liverpool, Manchester City, Arsenal, bisa pula Spurs – sangat mungkin bakal tersungkur