Jayapura, reportasenews.com – Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan Provinsi Papua saat ini dilanda krisis atlet berbakat dan pelatih handal pada berbagai cabang olahraga, padahal Papua akan menjadi tuan rumah pon XX tahun 2020.
“Krisis atlet dan pelatih handal tersebut terjadi pada pelaksanaan tiga kali PON terakhir,” Jelasnya dalam kegiatan Rapat Anggota Tahunnan (RAT) dan Musyawarah Olahraga Provinsi (Musprov) KONI Papua tahun 2017 di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua.
Lukas Enembe emngakui bahwa pada pelaksanaan PON XVI, PON XVII dan PON XVIII prestasi Papua pada event olahraga nasional empat tahunan tersebut tidak membanggakan.
“Terakhir pada PON XVIIII Papua meraih prestasi yang berhasil berada urutan ketujuh perolehan medali,” Terangnya.
Gubernur menyesalkan prestasi atlet Papua yang terus mengalami penurunan jika dibandingkan era 70-an, hal ini disebabkan atlet dan pelatih Papua mengalami banyak ketertinggalan jika dibanding prestasi atlet diluar Papua.
“Untuk menghadapi PON XX di Papua, saya secara pribadi kita tidak bisa mencapai prestasi yang membanggakan jika melihat PON sebelumnya,” terangnya.
Sebab kata Lukas Enembe, prestasi yang dicapai pada PON XVIIII tidak sesuai dengan dana yang dikeluarkan. Dimana alokasi dana untuk menghadapi PON Jawa Barat sangat besar, namun tidak sesuai dengan harapan.
“Prestasi tidak dibarengi dengan biaya yang kita taruh. Biaya cukup besar tetapi prestasi tidak sesuai harapan, oleh karena itu untuk menghadapi PON XX harus kerja keras diimbangi dengan biaya tetapi jika biaya besar yang kita harapkan walaupun kita urutan tujuh kita bangga tetapi PON XX harus lebih baik,” kata Lukas Enembe.
Dikatakannya, Papua sebagai tuan rumah PON tidak hanya sekedar untuk jadi juara, tetapi bagaimana menyiapkan atlet sebanyak mungkin untuk dapat menjadi juara pada iven nasional, Asia maupun Olimpiade.
“Kita mau buat seperti itu, bukan sekedar mau jadi juara, kita taruh uang, kita jadi tuan rumah tetapi sebanyak-banyaknya atlet dapat berprestasi tingkat nasional dan memecahkan rekor nasional baik tingkat Asia maupun Olimpiade,” terangnya.
Untuk dapat meningkatkan kembali prestasi atlet Papua, Gubernur meminta KONI Papua agar melakukan kerja dan pengurus KONI harus betul-betul orang yang mau bekerja. Pengurus KONI harus orang professional dan mempunyai kemampuan.
“Jangan hanya sekedar untuk ambil honor tidak perlu, mesti harus yang tepat. Pengurus KONI harus menempatkan orang yang betul-betul mau bekerja,” tegasnya. (riy)