Malaysia, reportasenews.com: Pemerintah Malaysia mengatakan negaranya tidak akan membiarkan sepeda motor digunakan sebagai bentuk transportasi umum mirip dengan tetangga di Asia Tenggara yakni Jakarta dan Bangkok.
Wakil Menteri Transportasi Malaysia, Ab Aziz Kaprawi mengatakan, menggunakan sepeda motor buat transportasi publik akan menjadi kontra-produktif dengan tujuan membuat Malaysia menjadi sebuah negara modern.
“Kami tidak ingin mundur ke belakang seperti Jakarta atau Bangkok. Kami ingin menjadi negara maju seperti di Singapura dan London dengan transportasi umum yang layak”, imbuhnya.
“Kami tidak ingin menjadi “substandard city” seperti di Jakarta, Indonesia yang mengandalkan sepeda motor sebagai moda transportasi umum. Kami tidak ingin Kuala Lumpur untuk mundur ke belakang, kita ingin menjadi setara dengan Singapura dan London,” katanya, seperti dikutip Malay Mail Online.
Komentarnya muncul saat menanggapi peluncuran jasa transportasi ojek sepeda motor “Dego Ride”, yang baru saja diluncurkan di negara itu menjadi subyek dari pengawasan oleh pemerintah.
Meskipun layanan perjalanan panggilan seperti Uber dan Grab telah diizinkan untuk beroperasi, Ab Aziz mengatakan sepeda motor ojek menimbulkan bahaya bagi penumpang.
“Kami tidak pernah diizinkan untuk sepeda motor menjadi layanan taksi. Hal ini karena alasan keamanan, ada banyak faktor yang berbahaya,” katanya.
“Sepeda motor hanya untuk digunakan sebagai kendaraan pribadi dan tidak dapat beroperasi sebagai taksi. Kami tidak pernah diberikan sepeda motor izin untuk menjadi layanan taksi, “katanya.
Sebagai langkah alternatif, Ab Aziz mengatakan Dego Ride bisa menyediakan “mini-taksi” yang melibatkan mobil di bawah 1.500 cc yang lebih cocok untuk kebutuhan negara.
“Tidak ada ruang untuk sepeda motor tapi kami sudah diperbolehkan mobil bertenaga rendah untuk beroperasi sebagai taksi.Alih-alih membuat layanan ojek, mereka dapat memulai layanan taksi Mini. Sebuah mobil kecil oke saja, tapi sepeda motor berbahaya, “kata Ab Aziz.
Pada hari Senin, Menteri Transportasi Liow Tiong Lai menyatakan bahwa layanan ojek ilegal, dan memerintahkan layanan itu untuk menghentikan dengan alasan masalah keamanan.
Menyusul pengumuman itu, pendiri Dego Ride dan CEO Nabil Feisal Bamadhaj telah meminta perusahaan 6.000 pengendara sepeda motor untuk berhenti menyediakan layanan mereka sampai masalah itu diselesaikan dengan pihak berwenang.
“Kami memerintahkan pengemudi kami untuk menghentikan operasi segera karena kami tidak ingin mereka melanggar hukum. Kami juga ingin bekerja sama dengan pihak berwenang sehingga masalah ini dapat diselesaikan dengan baik,” ujar mereka lebih lanjut (HSG/ Asian Correspondent).